Partisi Hard Disk Dual Boot: Tips dan Trik Agar Tidak Kehilangan Data

Jumat 07-11-2025,14:24 WIB
Reporter : Farida Alviyani
Editor : Farida Alviyani

RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Memiliki kemampuan untuk menjalankan dua sistem operasi (OS) berbeda pada satu komputer, yang biasa disebut Dual Boot, adalah solusi cerdas bagi banyak pengguna. Bayangkan Anda bisa menikmati performa maksimal Windows untuk gaming atau pekerjaan spesifik, namun di saat yang sama juga memiliki akses ke lingkungan yang stabil dan open-source seperti Linux untuk pengembangan atau tugas sehari-hari.

Kunci utama agar konfigurasi Dual Boot ini berjalan mulus terletak pada satu hal: Partisi Hard Disk yang dilakukan dengan cermat.

BACA JUGA:Kelebihan dan Kekurangan Dual Booting: Menjalankan Dua Sistem Operasi dalam Satu Komputer

Prioritas Utama: Jangan Sampai Data Kabur!

Serius, sebelum jari Anda menyentuh menu Partisi Disk, lakukan hal ini dulu:

  • Selamatkan data Berharga (Backup!): Anggap proses ini seperti merenovasi rumah. Anda tidak mungkin meninggalkan perabotan mahal di tengah proyek. Pindahkan semua file penting, foto, dokumen, proyek, ke hard disk eksternal atau cloud. Ini adalah asuransi terbaik Anda.
  • Siapkan Amunisi: Sudah punya file instalasi (ISO) OS kedua Anda? Bagus. Ubah file itu jadi flash drive yang bisa dipakai boot (USB Bootable) pakai Rufus atau Etcher. Jangan sampai ketinggalan.
  • Kenali Mesin Anda: Cari tahu sistem komputer Anda pakai BIOS Legacy (MBR) atau UEFI (GPT). Biasanya, komputer yang usianya di bawah 7 tahun sudah pakai UEFI/GPT. Informasi ini krusial saat menyiapkan bootable drive dan saat instalasi.
  • Nonaktifkan Secure Boot! Kadang-kadang, si Linux ini sedikit pemalu dan enggak mau masuk kalau pintu keamanan UEFI-nya (Secure Boot) terlalu ketat. Matikan dulu di pengaturan BIOS/UEFI.

Mengerucutkan Windows: Menciptakan Ruang Kosong

Bayangkan Drive C: di Windows Anda adalah kamar tidur yang terlalu besar. Kita harus mengecilkannya sedikit untuk membangun kamar baru buat OS kedua.

Cara paling aman adalah menggunakan alat bawaan Windows: Disk Management. Cukup ketik diskmgmt.msc di menu Run (tekan tombol Windows + R).

Di sana, lihatlah partisi yang paling longgar (biasanya C:). Klik kanan padanya, lalu pilih Shrink Volume... (Kecilkan Volume). Masukkan angka yang Anda mau dalam Megabyte (MB).

Berapa ukurannya? Untuk Linux, minimal banget 30.000 MB (30 GB) sudah cukup untuk sistemnya. Kalau Anda mau pakai untuk kerja sehari-hari, berikan 100 GB atau lebih. Setelah Anda klik Shrink, akan muncul area abu-abu gelap atau hitam bertuliskan "Unallocated" (Tidak Terbagi). Nah, inilah lahan emas kita! JANGAN pernah Anda sentuh atau format ruang ini di Windows. Biarkan saja kosong.

BACA JUGA:Augmented Reality (AR) di OS Mobile: Membaurkan Dunia Nyata dan Digital

Membangun Partisi Linux di Lahan Kosong

Ini adalah bagian yang paling membutuhkan ketelitian. Ketika Anda mulai instalasi OS kedua dari flash drive, di tahap pemilihan lokasi instalasi, JANGAN pilih opsi otomatis seperti "Install alongside Windows." Selalu pilih Something else atau Partisi Manual.

Di sinilah kita akan membagi ruang Unallocated tadi menjadi beberapa bagian penting untuk si "tetangga" baru (Linux):

Pondasi Utama: Root (/)

  • Ini adalah inti dari OS Linux. Semua program, sistem file, dan folder utama akan berada di sini.
  • Alokasi: Berikan minimal 20 GB hingga 50 GB.
  • Format: Pilih Ext4 (filesystem paling umum untuk Linux).

Laci Pribadi: Home (/home)

  • Sangat disarankan untuk memisahkan data pribadi (dokumen, download, pengaturan browser) dari sistem utama. Jika nanti Anda ganti distro Linux, data Anda di sini akan aman!
  • Alokasi: Gunakan sisa ruang Unallocated yang ada.
  • Format: Tetap Ext4.

Memori Cadangan: Swap Area

  • Ini adalah "ruang bernapas" di disk yang digunakan Linux sebagai memori virtual jika RAM fisik Anda sudah kepenuhan.
  • Alokasi: Kalau RAM Anda besar (8 GB ke atas), 1 GB atau 2 GB saja sudah cukup. Kalau RAM Anda terbatas, alokasikan sebesar RAM fisik Anda.

Penting untuk Pengguna UEFI: Anda mungkin akan melihat partisi kecil berformat FAT32 (sekitar 100 MB) yang sudah ada di disk. Itu adalah Partisi EFI (Boot Loader Windows). Saat instalasi Linux, Anda hanya perlu mengarahkan installer untuk menggunakan partisi itu sebagai /boot/efi. Jangan buat baru, dan jangan pernah memformatnya!

Kategori :