Kelebihan dan Kekurangan Dual Booting: Menjalankan Dua Sistem Operasi dalam Satu Komputer

Kelebihan dan Kekurangan Dual Booting: Menjalankan Dua Sistem Operasi dalam Satu Komputer

Kelebihan dan Kekurangan Dual Booting: Menjalankan Dua Sistem Operasi dalam Satu Komputer. Foto ilustrasi: Pinterest/ Rakyatcirebon.disway.id--

RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Dual booting adalah sebuah trik cerdas yang memungkinkan kita menjejalkan dan menjalankan dua Sistem Operasi (OS) yang berbeda di dalam satu komputer. Bayangkan memiliki dua kamar di satu rumah! Ketika Anda menyalakan komputer (booting), sebuah menu akan muncul, menanyakan kamar mana, OS mana, yang ingin Anda masuki hari ini. Kombinasi yang paling sering dipilih, tentu saja, adalah antara Windows dan Linux.

BACA JUGA:Augmented Reality (AR) di OS Mobile: Membaurkan Dunia Nyata dan Digital

Kelebihan Dual Booting: Kenapa Ini Pilihan Menarik? 

Keputusan untuk menginstal dua OS pada satu mesin membawa sejumlah keuntungan yang mungkin tidak Anda dapatkan dengan cara lain:

Fleksibilitas Tanpa Batas:

Inilah daya tarik utamanya. Anda bisa mendapatkan yang terbaik dari dua dunia. Ingin bermain game AAA terbaru atau menggunakan software desain standar industri seperti Adobe? Pindah ke Windows. Ingin ngoding, mengelola server, atau sekadar mencari lingkungan yang stabil dan aman? Linux siap sedia. Anda tidak perlu berkompromi.

Laboratorium Eksperimen Pribadi:

Bagi Anda yang penasaran atau ingin belajar OS baru, dual booting adalah tempat latihan yang sempurna. Anda bisa mengutak-atik Linux sepuasnya tanpa perlu khawatir merusak setup kerja Anda yang sudah mapan di Windows. Ini cara yang aman untuk "mencicipi" OS lain.

Jaring Pengaman Saat Krisis:

Anggap saja ini sebagai ban cadangan digital Anda. Jika OS utama (misalnya Windows) tiba-tiba terinfeksi malware parah atau mengalami crash sistem, Anda masih bisa boot ke OS yang satunya (misalnya Linux). Dari sana, Anda bisa mengakses data penting atau bahkan mencoba memperbaiki OS yang bermasalah. Mereka terpisah, jadi jika satu sakit, yang lain tetap aman.

Performa Hardware Penuh:

Berbeda dengan Virtual Machine (VM) yang membebani sistem karena harus membagi sumber daya, saat dual booting, OS yang Anda pilih akan berjalan langsung di atas hardware komputer. Hasilnya? Performa yang lebih mulus, lebih cepat, dan lebih responsif.

Ekonomis:

Sederhana saja. Anda tidak perlu membeli dua laptop atau PC terpisah hanya untuk menjalankan Windows dan Linux. Semua kebutuhan Anda cukup dipenuhi oleh satu perangkat.

BACA JUGA:Cara Install Dual Boot Windows 11 dan Linux: Langkah Demi Langkah untuk Pemula

Kekurangan Dual Booting: Apa Saja Tantangannya? 

Meskipun terdengar seperti solusi sempurna, dual booting juga membawa konsekuensi dan risiko yang harus Anda waspadai:

Kapasitas Penyimpanan Jadi Rebutan:

Dua OS berarti dua kali kebutuhan ruang hard disk. Anda harus merelakan sebagian besar disk Anda untuk dibagi dua. Jika storage Anda pas-pasan, dual booting mungkin akan membuat hard disk Anda cepat penuh dan sistem jadi lambat.

Jebakan Instalasi yang Berbahaya:

Bagian paling menegangkan adalah saat proses instalasi dan pembagian partisi. Satu kesalahan kecil saat memformat atau memilih partisi bisa berakibat fatal, yaitu data Anda hilang atau salah satu OS tidak bisa di-boot. Nasihat paling penting: Selalu backup data Anda dulu!

Bootloader yang Rewel:

Seringkali, saat Anda menginstal OS kedua, ia bisa menjadi sedikit "sombong" dan menghapus entri bootloader (menu pilihan OS saat menyala) milik OS yang sudah ada. Hal ini paling sering terjadi jika Windows diinstal belakangan. Mengatasinya memerlukan sedikit pengetahuan teknis dan kesabaran.

Repotnya Perawatan Ganda:

Anda sekarang memiliki dua OS yang harus diurus. Anda harus menginstal update dan patch untuk Windows, dan di saat yang sama juga harus menjaga pembaruan pada Linux. Ini berarti dua kali kerja dan dua kali penggunaan bandwidth internet.

Tidak Bisa Multitasking OS:

Sumber: