ArtSmara Resonance, Pameran Seni Rupa Perdana Metland Smara Kertajati Bersama JaF di Akhir Tahun 2025

Selasa 09-12-2025,07:43 WIB
Reporter : Iim Abdurahim
Editor : Iim Abdurahim

 

Melihat laju perubahan yang cepat, Ginggi menekankan pentingnya bagi masyarakat untuk mampu mengimbangi dan mengikutinya, sebuah proses yang pasti menuntut kerja keras.

 

"Kami dari kelompok seniman, penggerak kebudayaan, teman-teman pengusaha, hotel, restoran, apa pun itu, semuanya harus berusaha keras. Agar kita bisa mengikuti perubahan-perubahan yang mungkin terasa asing. Terutama dalam hal bagaimana seni dan budaya akan berkembang ke depan," paparnya.

 

Kolaborasi tersebut terwujud karena kedekatan JaF dengan Metland yang menunjukkan minat tinggi dalam mendukung potensi lokal.

BACA JUGA:4 Tips Simpan Dana Darurat Di Aplikasi Jago Bank

 

"Dari situ kemudian kami menggagas ArtSmara, pameran seni di akhir tahun. Harapannya, ini bisa menjadi agenda tahunan, seperti Art Bali atau Jakarta. Ini bisa dibilang sebagai pemanasan," lanjut Ginggi.

 

Sebagai debut perdananya, pameran "ArtSmara Resonance" akan menampilkan karya-karya dari seniman yang berasal dari dua kabupaten bertetangga, Majalengka dan Indramayu. Ragam karya seni rupa yang akan dipamerkan meliputi patung dan lukisan.

 

Ginggi, yang juga merupakan pentolan JaF, mengungkapkan kebanggaannya terhadap potensi seniman lokal.

 

"Untuk kali ini, kami mengumpulkan teman-teman lokal. Ada dari Indramayu dan Majalengka. Mereka punya potensi yang luar biasa. Saya rasa, secara teknik dan sebagainya, kemampuan mereka patut diandalkan," ujarnya.

 

Pemilihan tema Resonance bertujuan untuk menggaungkan segala upaya dan potensi yang telah dilakukan oleh para seniman.

BACA JUGA:Pemkab Majalengka Tegaskan SOP Ketat Cegah Keracunan Makanan pada Program MBG

 

Ginggi juga menyoroti makna di balik kata "Smara," yang melekat pada nama hotel (Metland Smara Kertajati).

 

"Smara itu adalah sesuatu yang kita cintai. Yang kita berikan berdasarkan rasa cinta," katanya.

 

"Saya kira, semua pihak harus mulai menghitung pada dirinya, apa yang sudah saya berikan terhadap tempat tinggal. Sebab, sebuah wilayah yang tidak didasari oleh masyarakat yang punya rasa cinta terhadap tempat tinggalnya, mereka hanya sekadar numpang hidup lalu mati," sambungnya.

BACA JUGA:Perang Headphone Terbaru: Dyson OnTrac vs AirPods Max! Mana yang Paling Cocok Buat Warga Majalengka Traveling?

 

Oleh karena itu, karya-karya yang dipamerkan pun sengaja dirancang dalam satu rangkaian cerita yang saling terhubung, meliputi harapan, kekhawatiran, dan suka cita, sebagai refleksi dalam menghadapi sebuah perubahan. *

Kategori :