Nelayan yang Hilang Ditemukan Tak Bernyawa

Senin 14-02-2022,11:30 WIB
Reporter : Rifki Nurcholis
Editor : Rifki Nurcholis

RAKYATCIREBON.ID –Upaya Tim SAR Gabungan yang melakukan pencarian terhadap seorang nelayan hilang di perairan Indramayu akhirnya membuahkan hasil, Minggu (13/2).

Meski ditemukan, korban bernama Apandi (38) warga Dusun Tengah RT 001/004, Desa Sukahaji, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu tersebut sudah dalam keadaan tidak bernyawa.

Dari keterangan yang diperoleh, jasad korban ditemukan sekitar pukul 10.40 WIB oleh Tim SAR Gabungan di hari keempat proses pencarian.

Tim menemukan keberadaannya sejauh kurang lebih 8 mil dari TPI Eretan, Kecamatan Kandanghaur. “Korban ditemukan di area pencarian SRU 1, selanjutnya dibawa ke RS Bhayangkara,” jelas Komandan Kapal Pol VIII-1006 Pangkalan Kapal Patroli Eretan-Dit Polairud Polda Jabar, Bripka Masnudin.

Sebelumnya, pada pukul 07.00 WIB Tim SAR Gabungan mulai melakukan pencarian korban sesuai dengan rencana operasi SAR. Yaitu dengan membagi tim menjadi 2 tim Search and Rescue Unit (SRU). SRU 1 melakukan penyisiran dari Eretan hingga ke Tanjung Indramayu seluas 120 NM² menggunakan 2 unit Landing Craft Rubber (LCR) milik Basarnas dan Polairud Mabes Polri.

Sedangkan SRU 2 melakukan penyisiran dari Tanjung Indramayu ke arah timur seluas 87.2 NM² menggunakan 1 unit LCR milik Polairud Indramayu dan dibantu 1 kapal nelayan.

Masnudin mengatakan, unsur SAR yang terlibat dalam pencarian terdiri dari Pos SAR Cirebon, Polairud Mabes Polri, DitPolair Polda Jabar, Polairud Polres Indramayu, Lanal Cirebon, BPBD Indramayu, PMI Indramayu, Tagana Indramayu, OCC Indramayu, Anjangpala, Sigab Persis, FKAM, dan nelayan setempat.

“Sebelumnya pada Kamis tanggal 10 Februari 2022 korban dilaporkan terpisah dengan 2 ABK lainnya dari KM Luragung setelah kapalnya mengalami kebocoran dan tenggelam di perairan Eretan Indramayu. Dua ABK lainnya berhasil diselamatkan,” terangnya.

Seperti diketahui, dua korban selamat adalah Juanda (57) dan Juwanto (47) yang masih satu desa dengan Apandi. Peristiwa itu bermula saat ketiga nelayan berangkat melaut menggunakan KM Luragung berbobot 4 GT sekitar pukul 07.00 WIB pada Kamis (10/2) lalu. Kapal dinahkodai oleh Apandi. Sedangkan Juanda dan Juwanto menjadi anak buah kapal (ABK).

Perahu nahas itu bertolak dari Kali Bugel untuk mencari ikan. Setibanya di tengah laut sekitar pukul 08.00 WIB, mereka mulai menebarkan jaring. Namun tiba-tiba, kapal mengalami kebocoran dari bawah palka. Para korban sempat berupaya menutup kebocoran, tapi tidak berhasil sehingga air terus masuk dan kapal akhirnya tenggelam.

Ketika perahu tenggelam, Juwanto bertahan di atas permukaan air laut dengan menggunakan sebuah jerigen. Dan Juanda sekuat tenaga bertahan dengan mengandalkan sebuah galon air mineral.

Sedangkan Apandi dikabarkan berjuang di atas drum berukuran kecil. Setelah terombang ambing ombak laut selama sekitar 3 jam, Juanda dan Juwanto hanyut terbawa arus.

Beberapa lama kemudian, Juanda dan Juwanto terbawa arus mendekat ke arah sebuah kapal nelayan lainnya. Yaitu KM Langka Pasti 07 yang sedang lego jangkar di perairan Eretan. Keduanya lalu diselamatkan oleh para nelayan yang berada di kapal tersebut.

Nahkoda dari KM Langka Pasti 07, Dedy bergegas segera melaporkan kejadian tersebut menggunakan alat komunikasi di kapalnya. Kedua korban kemudian dievakuasi oleh kru Kapal VIII-1006 bersama sejumlah nelayan. Lalu kedua korban dibawa menuju Pos Pangkalan Kapal Patroli Eretan. (tar)

Tags :
Kategori :

Terkait