RAKYATCIREBON.ID - Selain Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu), rumah ambruk juga menjadi persoalan yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Kota Cirebon.
Jika rutilahu menjadi kewenangan Pemkot melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, maka rumah ambruk menjadi persoalan sosial yang menjadikan Dinas Sosial sebagai leading sector penyelesaiannya.
Saat ini, Dinas Sosial mengaku kewalahan untuk bisa mengakomodir banyaknya permintaan bantuan rumah ambruk. Karena di tahun ini saja, dari sekitar 150 rumah yang diajukan, Dinsos hanya bisa mengakomodir bantuan untuk 54 rumah saja.
Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Drs Agus Mulyadi MSi mengatakan, berbeda dengan rutilahu, rumah ambruk ini memang menjadi tugas Dinas Sosial dengan keterbatasan anggaran yang ada.
\"Rumah ambruk beda dengan rutilahu. Itu (rumah ambruk, red) ada di Dinsos,\" ungkap Agus kepada Rakyat Cirebon, kemarin.
Untuk bisa mengcover permohonan yang belum terakomodir tahun ini, lanjut Agus, Pemkot sudah menyiapkan alokasi khusus untuk itu, dan masuk dalam anggaran rutin di Dinas Sosial. Meskipun ia tidak menyebutkan besaran angkanya.
\"Tahun depan sudah ada alokasinya. Masuknya di kegiatan Dinsos. Besarannya saya lupa, tapi ada,\" lanjut Agus.
Terkait adanya masukan dari DPRD yang meminta Dinsos melakukan pendataan ulang secara valid terkait permohonan rumah ambruk, karena di tahun depan Kota Cirebon memiliki anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT), Agus mengatakan bahwa tidak semua kategori rumah ambruk bisa ditangani BTT. Sehingga harus ada assessment khusus, karena BTT diperuntukkan bagi kondisi-kondisi kebencanaan.
\"Enggak bisa dari BTT, tidak bisa pakai yang 83 miliar. Beda dengan rumah yang ambruk karena bencana, dan ditetapkan bencananya oleh pemerintah. Itu baru bisa pakai BTT. Jadi tidak semua rumah ambruk bisa ditangani BTT,\" jelas Agus.
Sementara untuk rumah yang ambruk bukan karena kondisi bencana, ditambahkan Agus, sudah ada anggaran yang masuk di pos anggaran Dinas Sosial.
\"Yang ambruknya bukan karena bencana, itu ada anggaran kegiatan rutin di Dinsos tadi,\" pungkas Agus. (sep)