RAKYATCIREBON.ID – Lonjakan angka kematian ibu melahirkan dimasa pandemi 2021 disesalkan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Ahmad Fawaz STp. Terlebih persoalannya lantaran kurangnya pelayanan, dampak dari prioritas pemerintah dalam melakukan penanganan Covid dan suksesi program vaksinasi.
Harusnya, kata Fawaz, Dinkes bisa mengurangi angka kematian. Prioritas penanganan Covid atau suksesi vaksinasi tidak bisa dijadikan alasan dalam memberikan pelayanan. Karena, jaminan kesehatan dan jaminan persalinan, menjadi layanan dasar dari Pemda kepada rakyatnya.
“Iya, ini (Angka kematian, red) ironis sekali. Seharusnya, Dinkes bisa menekankan peran promotif dan preventif yang lebih kuat kepada puskesmas-puskesmas yang ada. Dalih adanya pandemi, tidak bisa dijadikan dasar. Toh ada saran komunikasi via online. Baik WA maupun telepon,” tegasnya.
Terlebih, kedepannya pasokan anggaran ke daerah akan dipangkas. Isunya, tak ada lagi kucuran anggaran Jaminan Persalinan (Jampersal) dari pusat. “ Apalagi tahun depan, diperkirakan tidak ada lagi dana jaminan persalinan (Jampersal) dari pemerintah pusat,” kata pria yang juga merupakan Ketua Fraksi PKS DPRD Kabupaten Cirebon itu.
Ia pun mendorong, agar Pemda memaksimalkan kepesertaan BPJS. Sehingga terpenuhi Cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Care (UHC). “Satu-satunya pintu ya mendorong kepesertaan BPJS menuju UHC 95 persen. Sehingga pelayanan BPJS bisa lebih baik,” katanya.
Kalaupun anggaran tidak kuat, lanjut politisi PKS itu, Pemda bisa berinovasi dengan menggunakan anggaran bansos hibah. “Itu khusus untuk membantu penanganan masalah ibu melahirkan,” katanya.
Sebagaimana diketahui, ditahun 2021 per akhir September kemarin, ternyata angka kematian ibu melahirkan di Kabupaten Cirebon mengalami tren kenaikan. Pasalnya pemerintah masih terfokus pada penanganan pasien Covid. Serta distribusi vaksin. Sehingga, pelayanan bagi ibu hamil dan melahirkan kerap terbengkalai.
Padahal, angka kehamilan selama masa pandemi mengalami tren peningkatan. Tentunya, cukup mengkhawatirkan ketika tidak sebanding dengan pelayanan yang diberikan. “ Angka kematian ibu melahirkan mengalami peningkatan selama masa pandemi ini,” kata Sekdis Dinkes dr Eddy Susanto, kemarin.
Pihaknya mencatat, angka kematian ibu melahirkan, tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Hanya ada penambahan beberapa angka saja. “Kalau akhir September tahun 2020 lalu, kasus angka kematian ibu melahirkan sebanyak 40 orang. Ditahun ini, diakhir September kemarin angkannya sampai 45 orang. Naik 5 angka,” ungkapnya.
Sementara untuk data angka kematian bayi justru mengalami tren penurunan. Dimana akhir September 2020 lalu, angkanya sampai tembus di 134 kasus kematian bayi. Tapi, ditahun 2021 ini, kematian bayi bisa ditekan. Mentok diangka 69 kasus.
Banyak penyebabnya. Selain minimnya pelayanan, juga karena adanya kekhawatiran masyarakat terjangkit virus Covid-19. “Memang, pelayanan Posyandu tidak maksimal. Ada larangan agar tidak berkerumun. Orang juga susah pergi ke Puskesmas. Masyarakat pun enggan-engganan memeriksakan kandungannya,” pungkasnya. (zen)