RAKYATCIREBON.ID - Tiga pekan sudah Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas dilaksanakan untuk tingkat SMA sederajat. Saat ini, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, melalui Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah X sedang mengumpulkan data, memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaannya. Setelah sebulan berjalan, hasil evaluasi akan disampaikan.
Kepala KCD wilayah X Provinsi Jawa Barat, Esther Miory Dewayani mengungkapkan, jika dari hasil monev yang sedang dilakukan ada catatan-catatan yang tidak diinginkan, maka sekolah yang bersangkutan akan dievaluasi lebih lanjut. Bahkan, jika sampai ada yang terkonfirmasi positif, maka sekolah harus tutup.
\"Kita sedang melakukan evaluasi dan monitoring terkait PTM terbatas. Hasil ini masih sementara, sedang direkap. Jika dari hasil monev kami, di sekolah terdapat hal-hal yang tidak diinginkan, maka sekolah akan diminta tutup dulu. Semua swab, dan kalau sudah bagus bisa mulai lagi,\" ungkap Esther, kemarin.
Dari pantauan tim yang diturunkan KCD untuk memonitor sekolah-sekolah, lanjut Esther, penerapan protokol kesehatan di sekolah sudah terpantau maksimal. Mulai dari peralatan, fasilitas sampai penerapannya di lapangan.
Namun demikian, kata dia, masih ada beberapa catatan yang harus diketahui. Terutama oleh para siswa. Karena meskipun pihak sekolah sudah maksimal, maka para siswa harus maksimal dalam mengikuti ketentuan yang diharuskan selama melaksanakan PTM terbatas.
\"Sejauh ini, kami melihat sangat ketat. Kita juga menerjunkan para pengawas. Mereka melaporkan prokes sudah cukup ketat, mulai dari peralatan dan fasilitas. Hanya, namanya juga anak-anak, sekalipun bermasker, saat ketemu temannya, masih ada yang agak berkerumun. Ini pun sedang kita evaluasi,\" jelas Esther.
Tak hanya siswa dan para guru, kata Esther, para pedagang di kantin juga sangat merindukan suasana sekolah. Saat ini, mereka belum diperbolehkan untuk bisa beraktivitas kembali. Terlebih dari sisi perekonomian, kantin merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi masyarakat yang berada di lingkungan sekolah.
\"Kita antisipasi tidak dulu banyak kantin yang buka. Pedagang masih sangat dibatasi. Ke depan, kita juga sedang memikirkan. Yang rindu sekolah bukan hanya murid dan guru, tetapi para pedagang. Itu harus kita pikirkan,” ujarnya.
Esther menyampaikan, jika sudah makin aman, pedagang kantin bisa kembali beroperasi. Akhir bulan ini, hasil monev akan diumumkan. Sekarang masih mengumpulkan data, tapi sementara tidak terlihat ada masalah di lapangan.
VAKSINASI
Sementara itu, vaksinasi menjadi salah satu catatan agar sekolah bisa melaksanakan sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Dari laporan yang sudah diterima, untuk tingkat SMA sederajat, vaksinasi di Kota Cirebon yang dilakukan sudah mencapai lebih dari 50 persen dari keseluruhan peserta didik yang ada.
\"Untuk vaksinasi di tingkat SMA Kota Cirebon saja, sekitar 65 persen. Alhamdulillah sudah berjalan. SMA-nya, SMK, bahkan SLB-nya,\" ungkap Esther.
Dengan percepatan-percepatan yang dilakukan pihak sekolah, lanjut Esther, vaksinasi untuk pelajar, khususnya tingkat SMA yang menjadi kewenangan pihaknya, segera selesai sesuai harapan.
\"Mudah-mudahan akhir September ini sudah bisa 100 persen. Semua siswa sudah divaksin,\" ujarnya.
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Kota Cirebon, Dr Nendi mengungkapkan, Selasa kemarin seluruh siswanya sudah mendapatkan vaksin kedua.