\"Dalam pertemuan tersebut disepakati adanya penambahan bed di RSUD Arjawinangun maupun Waled serta 11 Puskesmas DTP, khusus untuk penanganan Covid-19. Sedikitnya akan ditambah 112 bed untuk 11 puskesmas,\" ungkap Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Siska Karina SH MH.
Bagi masyarakat yang tidak memiliki gejala atau OTG, lanjut Siska, cukup isolasi mandiri (Isoman) di rumah. Namun, untuk OTG disertai gejala ringan yang maternal seperti ibu hamil yang OTG bisa di puskesmas. Adapun jika ada gejala sedang ke berat, akan diprioritaskan dilarikan ke rumah sakit.
\"Intinya, kita ingin memecah penumpukan pasien di rumah sakit. Dan digunakan 11 puskesmas yang ada untuk dimaksimalkan dalam penanganan Covid-19,\" ungkapnya.
Adapun jika Sport Center digunakan untuk pemusatan penanganan Covid, kata dia, akan memakan anggaran yang sangat fantastis dengan fasilitas yang terbatas. Sehingga, pelayanan dan penanganannya tidak maksimal. Belum lagi perbaikan dan persiapan-persiapan yang lumayan banyak dalam praktiknya. \"Anggarannya fantastis jika di Sport Center,\" katanya.
Sementara di puskesmas semuanya sudah tersedia seperti bed, tenaga kesehatan. Tinggal sifatnya penambahan-penambahan saja. Sehingga, tinggal berlari saja dalam rangka memberikan solusi penanganan Covid yang ada lewat maksimalisasi puskesmas.
Untuk ibu hamil dan bayi yang terpapar tapi tidak disertai gejala dan risiko yang tinggi, bisa memanfaatkan puskesmas yang ada. Karena yang lahiran saat ini sangat kesulitan masuk ke rumah sakit, karena harus waiting list.
\"Kami dari Komisi IV mendorong percepatan penanganan kelangkaan ruangan di Rumah Sakit dalam pekan ini. Dan, komunikasi kami bersama Pemda terus berjalan dan intens dalam rangka percepatan penanganan Covid di Cirebon,\" pungkasnya. (zen)