RAKYATCIREBON.ID - Tak banyak yang tahu sejumlah rumah sakit ternama di tanah air didirikan oleh tokoh peranakan Tionghoa. Rumah-rumah sakit tersebut sampai kini menjadi rujukan pelayanan kesehatan masyarakat. Salah satunya buka cabang di Cirebon.
Pendiri Museum Pustaka Peranakan Tionghoa, Azmi Abubakar menjelaskan, setidaknya ada delapan rumah sakit yang didirikan tokoh peranakan Tionghoa. Bahkan sebelum Indonesia merdeka. Sayangnya, identitas Tionghoa pada rumah sakit tersebut telah hilang lantaran nama Tionghoa
“Sayangnya, nama sejumlah rumah sakit tersebut telah diubah. Sehingga jejak penting kontribusi orang-orang Tionghoa jarang atau tak diketahui oleh masyarakat luas. Bahkan oleh sebagian besar orang-orang Tionghoa sendiri,” ujar Azmi saat berkunjung ke Cirebon, kemarin.
Azmi merinci, pertama RS Husada. Didirikan di Jakarta pada 1924. Nama pendirinya ialah Jang Seng Ie. Kemudian RS Sumber Waras. Juga didirikan di Jakarta pada 1956 oleh Sin Ming Hui. Salah satu cabang RS Sumber Waras berada di Cirebon.
Ada juga RS Kebon Jati di Bandung. Didirikan oleh Chung Hua I Yuen (Iyen) pada tahun 1943. Di Semarang, RS Telogorejo didirikan oleh Lang Tjhwan Tiong Hoa Ie Wan pada 1925.
Selanjutnya, RS Panti Kosala yang kemudian berubah nama menjadi RS Dr Oen juga merupakan rumah sakit yang didirikan tokoh Tionghoa, Tsi Sheng Yuan (Jie Seng Yang) pada 1933. Ada pula RS Panti Nirmala di Malang didirikan pada 1929 oleh Chung Hua Sia.
Kemudian RS Adi Husada di Surabaya yang didirikan Soe Sioe Tiong Hoa Ie Wan pada 1927. Serta RS Kharitas Bhakti di Pontianak yang didirikan Chung Hua Jang Ping Suoe (Jin Ai) pada 1930.
“Melimpah kisah-kisah pengobatan gratis bagi anak bangsa yang tak mampu. Tanpa memandang suku, agama maupun golongan. Juga kisah teladan sejumlah dokter dan tenaga medis yang tak mau dibayar jasanya,” pungkas Azmi. (*)