RAKYATCIREBON.ID - Sampai bulan Juni ini, belum ada proyek fisik yang masuk dapur lelang. Namun demikian, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Cirebon, Syaroni ATD MT menganggapnya wajar. Karena awal tahun 2021 lalu, penyelenggaraan pemerintahan diawali dengan penyesuaian anggaran atau refocusing sampai dua kali.
\"Kita kan kena penyesuaian anggaran dua kali. Dan baru selesai bulan Maret. Setelah itu, baru mulai perencanaan. Jadi memang ada keterlambatan,\" ungkap Syaroni kepada Rakyat Cirebon, Selasa (8/6).
Saat ini, lanjut Syaroni, penyusunan dokumen perencanaan sedang disusun dan secepatnya akan masuk ke Unit Layanan Pengadaan (ULP) untuk dilelangkan. Bahkan, ada beberapa yang sudah siap masuk seperti lelang untuk penyedia layanan konsultan pekerjaan.
DPUPR menargetkan, akhir Juni ini dokumen persyaratan sudah selesai. Sehingga proyek-proyek fisik bisa mulai dilelangkan. Ada beberapa proyek fisik yang dipersiapkan, di antaranya pekerjaan lanjutan pembangunan gedung Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), lanjutan pembangunan lapangan Kebumen, serta pembangunan Shelter PMKS yang diajukan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSPPPA).
\"Ada beberapa, akhir Juni beberapa tender untuk fisik ditarget siap. Jadi diharapkan Juni sudah mulai tender sampai Juli,\" lanjut Syaroni.
Mengenai nilai dari proyek fisik yang dokumen kelengkapannya sedang dipersiapkan, kata Syaroni, memang tidak sesuai dengan nilai saat pengajuan, karena adanya refocusing. Seperti untuk lanjutan gedung Disdukcapil, nilainya di bawah Rp1 miliar, begitu pun dengan anggaran untuk lanjutan lapangan Kebumen.
\"Finishing gedung Disdukcapil di bawah 1 miliar, lanjutan lapangan Kebumen kelihatannya dari anggaran yang ada tidak 100 persen juga, tapi minimal 95 persen selesai. Dan Shelter PMKS, dari konstruksi selesai, sebagian besar finishing selesai. Fasilitas utamanya nanti bisa dipakai,\" jelas Syaroni.
Untuk tahun ini, DPUPR menjadi SKPD yang harus kehilangan anggaran besar karena adanya kebijakan refocusing untuk penanganan Covid-19. Setidaknya, Rp18 miliar anggaran yang harusnya dikelola dan dilaksanakan oleh DPUPR, hilang dan dialihkan untuk menangani Coronavirus Disease (Covid-19).
Namun demikian, meskipun terlambat dalam pengajuan lelang, Syaroni memastikan proyek fisik yang sudah direncanakan akan dilaksanakan tepat waktu selesai, sebelum akhir tahun anggaran.
\"Tahun ini, kita kena refocusing dua kali. Tahap awal 11,9 miliar, tahap kedua 6,8 miliar. Jadi keseluruhan anggaran kota yang hilang sekitar 18 miliar. Tapi untuk proyek fisik bisa dikejar sampai akhir tahun. Meskipun Juni baru mau lelang,\" pungkasnya Syaroni. (sep)