\"Dengan alasan takut terjerat kasus atau bahkan takut dengan orang lain, membuat pejabat lebih santai untuk memainkan perannya. Seharusnya, dari awal Imron bisa lebih tegas memberikan warna bukan malah memudarkan warnanya sendiri. Jika hal kedua yang terjadi, maka tidak aneh pejabat mencuri kesempatan dalam kesempatan karena menganggap bupatinya tidak tahu,\" tutur pria yang juga seorang penulis ini.
Lebih jauh, Aji juga meminta konsistensi bupati atas ucapannya. Kembali lagi, jika memang Imron berani, maka dirinya tidak akan menyangsikan atau kebijakan apapun yang dikeluarkan Imron.
\"Bukan hanya saya saja kayanya yang menunggu. Pejabat juga sepertinya sama menunggu keberanian itu. Jika bupati lemah, siap-siap saja lebih tidak dianggap oleh bawahannya,\" tutupnya. (tim)