RAKYATCIREBON.ID – Salah satu seniman ukir kayu asal Gegesik Kabupaten Cirebon, Sukardi menularkan ilmu ukirnya kepada anak-anak. Tujuannya mengajarkan seni ukir kayu sejak dini, agar bisa menjadi generasi penerus dalam melestarikan seni ukiran Cirebon.
Sukardi sendiri mempelajari seni ukir kepada PH Yusuf Dendabrata selaku Patih Keraton Kacirebonan era 90 an. Saat ini mulai melakukan regenerasi dengan mengajarkan ilmu ukir kayunya kepada anak-anak. Seperti aktifitas di sanggar Wening Jati dan mengajak dalam kegiatan even penting.
Salah satu yang diajarkannya putranya sendiri, Aditya. Putranya dididik sejak kelas dua sekolah dasar (SD) hingga kini menginjak kelas enam SD.
“Alhamdulillah anak-anak disini mau diajarkan. Termasuk anak saya. Ini bentuk komitmen dan tanggungjawab saya, sebagai orang tua, untuk terus menjaga tradisi dan kekayaan bangsa kita. Khususnya kerajinan Cirebon,” katanya, kemarin.
Ada cita-cita besar yang digantungkannya. Selain kecintaannya terhadap karya seni ukir, juga karakter yang ingin ditempanya. Memupuk generasi penerus untuk cinta terhadap kekayaan daerah.
“Awali dari orang-orang terdekat. Anak-anak saya. Jangan sampai kekayaan kita ini, nantinya malah diambil orang. Harus dilestarikan,” kata dia.
Generasi penerus seniman ukir kayu, Aditya mengaku ingin meneruskan jejak orang tuanya menjadi seniman ukir kayu. Sehingga bisa melestarikan seni ukir kayu bernuansa kearifan lokal Cirebon.
“Buat meneruskan cita-cita bapak. Menjadi pengrajin seni ukir,” katanya.
Sementara ini, Adit sudah mampu mengukir angin-angin untuk rumah. Belum banyak yang dikuasainya. Pasalnya, karakter yang diajarkan bapaknya itu, memiliki kekhasan tersendiri.
“Ciri khas ukiran kayu yang dipahat bapak itu, motif gambar yang eklusif karena kayu diukir dengan membentuk gambar tiga dimensi,” ucapnya.
Sehingga bisa menghasilkan sebuah karya yang indah dan bernilai seni tinggi. (zen)