Wawali Siti Farida Dorong Kemandirian Ekonomi Perempuan

Wawali Siti Farida Dorong Kemandirian Ekonomi Perempuan

Wakil Walikota Cirebon, Siti Farida Rosmawati berbagi pengalaman dengan kader Fatayat NU, ia mendorong perempuan untuk mandiri secara ekonomi. FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH/ RAKYAT CIREBON--

CIREBON - Wakil Walikota Cirebon, Siti Farida Rosmawati mendorong perempuan-perempuan di Kota Cirebon, agar terus mengembangkan potensi diri agar bisa mandiri secara ekonomi.

 

Hal tersebut sebagaimana disampaikan Rida, sapaan akrab Wakil Walikota, saat menjadi keynote speaker dalam sharing enterpreneur yang digelar oleh Fatayat NU Kota Cirebon dihadapan para kadernya, Jumat (20/06).

 

Dalam sharing yang mengedepankan tema "Perempuan berkarya, ekonomi berdaya" tersebut, Rida pun mengajak kaum perempuan, untuk mulai mengenal potensi diri, untuk kemudian mengembangkannya di semua sektor kehidupan, tidak terkecuali sektor pembangunan daerah.

 

BACA JUGA:SPMB SMP 2025 Tanpa Intervensi, Kedepankan Asas Keadilan

 

"Perempuan saat ini bukan lagi objek pembangunan. Mereka adalah subjek utama pembangunan, yang juga menjadi penggerak ekonomi nasional," ungkap Rida.

 

Rida pun menyebutkan data, dimana data Kementerian UMKM mengatakan, pada tahun 2023 saja, 64,5 persen pelaku UMKM di Indonesia adalah kaum perempuan.

 

Bahkan tak hanya UMKM, lebih dari 52 persen usaha mikro, didirikan dan dikelola oleh kaum perempuan, sehingga menandakan bahwa dominasi kaum perempuan di sektor ekonomi sangat kuat.

 

BACA JUGA:Tidak Gentar Hadapi Kadisdik, Yeyet Siap Kembali Duduki Ketua PGRI

 

"Artinya, separuh lebih denyut nadi ekonomi Indonesia berdetak dari perempuan," sebut Rida.

 

Termasuk di Kota Cirebon sendiri, kata Rida, data di DKUKMPP menunjukkan bahwa perempuan mendominasi usaha mikro, khususnya di usaha kuliner, fashion, kerajinan tangan hingga sektor jasa.

 

"Banyaknya IRT kita, kerja dari rumah, memadukan kerja domestik dengan produktifitas, ini sungguh luar biasa," ujar Rida.

 

BACA JUGA:Santer Jadi Kandidat Ketua PGRI Ronianto: Informasi Dibawah Begitu, Saya Tidak Bermanuver

 

Namun demikian, dijelaskan Rida, dominasi kaum perempuan di sektor ekonomi tersebut belum berbanding lurus dengan dukungan yang diterima.

 

Sebagian besar pelaku usaha perempuan ini masih berada di sektor informal, dan masih terbatas dari sisi akses permodalan, pelatihan, bahkan sampai pemasaran.

 

"Masih belum berbanding lurus dengan dukungan yang diterima," ucap Rida.

 

BACA JUGA:Ronianto Dinilai Faham Pendidikan, Kubu Yeyet Klaim Kantongi 30 Dukungan Cabang

 

Maka, ia mendorong, sekaligus mengajak agar perempuan harus bertumbuh dan berdaya saing, bukan hanya untuk bertahan, tapi juga untuk berkembang, karena dampaknya akan sangat besar bagi pertumbuhan daerah dari semua sektor.

 

"Pemkot berkomitmen akan mengedepankan berbagai program pemberdayaan ekonomi, termasuk untuk pelaku usaha perempuan. Ketika perempuan sudah mandiri secara ekonomi, maka keluarga akan lebih kuat. Ketika banyak keluarga kuat, pondasi negara juga akan lebih kuat," kata Rida.

 

BACA JUGA:Babinsa Kelurahan Larangan Monitoring Kegiatan Fogging di RW 08 Merbabu Asih

 

Sementara itu, Ketua PC Fatayat NU Kota Cirebon, Nur Akhadah menyampaikan, melalui sharing ini, Fatayat ingin melihat lebih banyak perempuan berdiri sebagai pengusaha, perempuan muda seperti Fatayat didorong untuk tidak hanya sukses secara finansial, tetapi juga membawa perubahan positif bagi komunitas dan generasi selanjutnya. 

 

"Dengan dukungan ekosistem yang inklusif, akses terhadap pendidikan, pendanaan, dan jejaring yang setara, perempuan dapat menjadi motor penggerak ekonomi yang kuat," ungkap Nur Akhadah. 

 

Mengamini data yang disampaikan Wakil Walikota Cirebon, Nur Akhadah juga mengatakan bahwa dunia bisnis saat ini tidak lagi didominasi oleh satu suara. 

 

BACA JUGA:Pemilik Tambang di Dukupuntang Bantah Tuduhan Ilegal: “Kami Punya Izin Resmi”

 

Suara perempuan semakin terdengar, semakin kuat, dan semakin berpengaruh, dari UMKM yang dirintis dari rumah hingga startup berbasis teknologi, perempuan telah membuktikan bahwa mereka mampu menjadi inovator, pemimpin, dan agen perubahan.

 

Menjadi entrepreneur, masih kata Nur Akhadah, bukan hanya tentang membuka usaha, melainkan tentang membuka jalan, membuka pikiran, dan membuka peluang. 

 

 

"Bagi banyak perempuan, menjadi seorang pengusaha adalah langkah berani untuk membuktikan bahwa potensi tidak ditentukan oleh gender, melainkan oleh tekad, kerja keras, dan visi yang kuat," kata Nur Akhadah. (sep)

Sumber: