RAKYATCIREBON.ID – Usai terpilih memimpin Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Negeri Kabupaten Cirebon, Drs Didin Jaenudin MM siap berkontribusi pada pembangunan daerah. Pihaknya siap bermitra dengan pemerintah.
“Kami berharap MKKS bisa menjadi partner pemerintah daerah. Kami siap menjabarkan apa yang menjadi program pemerintah ditingkat bawah,” kata Didin, kemarin.
Karena dalam menjalankan programnya, MKKS membutuhkan support dari pemerintah, memberikan perlindungan. Makanya, diperiode ketiganya di MKKS, Didin akan melibatkan banyak pihak.
Misalnya ketika menjalankan pembinaan. Kedepan tidak hanya ditataran internal dinas saja. Tapi juga dengan pihak eksternal. “Baik dengan Inspektorat, Polres, Kejaksaan, termasuk LSM dan Media. Semua kita rangkul. Agar para kepala sekolah juga melek,” tuturnya.
Sehingga kepala sekolah dilapangan ketika menjalankan tugasnya nyaman. Tidak setengah-setengah, dijalur yang benar. “Sekaligus tau, apa pekerjaannya,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Drs H Asdullah Anwar MM menyampaikan selamat atas terpilihnya Plt Kepala SMPN 1 Sumber menjadi ketua MKKS SMP Negeri Kabupaten Cirebon. “Beliau sudah menjadi mitra kami. Kinerjanya sudah terbukti, bisa menyelesaikan persoalan internal maupun eksternal,” kata Asdullah.
Ia pun mengharapkan, kedepan bisa terus bermitra dengan Disdik, sehingga bisa meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Cirebon. Bagaimanapun, dimasa pandemi ini, cukup berdampak pada sektor pendidikan.
“Kami khawatir. Dimomen sekarang ini kan, anak-anak belajar secara during. Lebih longgar waktunya. Biasa anak bangun pagi, berangkat ke sekolah. Sekarang tak ada rutinitas itu. Biasa bersosial, sekarang tidak. Kami khawatir, rutinitas itu berdampak negatif pada perkembangan anak,” kata dia.
Asdullah pun mengaku telah menyerap aspirasi dari banyak sekolah. Kondisi sekolah tidak lagi nyaman. Terlalu lama dikosongkan. Sekolah kotor dan tak sehat.
“Saya ingin koordinasikan dengan kepala sekolah, kedepannya daring tetap dilaksanakn tapi seminggu sekali harus ada yang datang ke sekolah. Menyapu, membersihkan kelas. Ada pertemuan sebentar. Setelah itu pulang,” tuturnya.
Sehingga, sekolah tetap terjaga kebersihannya dan peserta didik pun ada komunikasi secara langsung dengan gurunya. “Catatannya tetap menerapkan protokol kesehatan ketat. Ini sudah disampaikan ke bupati. Tapi tetap harus ada izin dari Satgas Covid-19,” pungkasnya. (zen)