Kisah Carlan, Tunanetra Calon Doktor Pertama IAIN Cirebon

Senin 25-01-2021,19:14 WIB
Reporter : suwandi
Editor : suwandi

Tak mau hanya sebagai laporan akademik, Carlan berniat melanjutkan disertasinya menjadi buku untuk kepentingan pengambilan kebijakan terkait keberagaman di Kabupaten Kuningan. “Untuk pendidikan sosial masyarakat itu sendiri,” tambahnya.

Tak hanya berhasil sebagai calon doktor pertama, prestasi Carlan lainnya ialah menjadi ASN terbaik se Jawa Barat  pada 2019. Carlan yang kini menjabat sebagai  Kepala Bidang PAUD dan Dikmas di Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan itu bahkan mengalahkan ASN lain dari 26 kabupaten/kota yang bukan penyandang diffable.

“Lomba ASN berprestasi tingkat provinsi dan saya dinyatakan ASN terbaik eselon 3 tingkat Provinsi Jawa Barat. Dan oleh Pemerintah Kabupaten Kuningan saya diberi kepercayaan untuk melanjutkan tugas belajar untuk program doktoral,” tambah dia.

Dari penuturannya, Carlan lahir pada 1972. Menempuh pendidikan SD di Desa Karanganyar, Luragung. Lanjut ke SLB Perwari Kuningan untuk setara SMP. Dan masuk SMA Pertiwi Cilimus sampai lulus. Pendidikan tinggi pertanya di Universitas Kuningan untuk strata 1.  Pendidikan strata 2 Carlan ditempat di Sekolah Tinggi Manajemen, Jakarta.

Dia punya seorang anak yang tengah tengah menempuh pendidikan tinggi di UPI dari seorang istri yang juga diffable. Istri Carlan kini menjadi kepala salah satu SLB di Kuningan.

Direktur Pascasarjana IAIN Cirebon sekaligus Pembimbing 1 disertasi Carlan, Prof Dr H Dedi Djubaedi MAg mengatakan, selama membimbing Carlan, Dedi tak temukan kendala. Menurutnya, Carlan punya kemampuan bernalar dan mengingat lebih baik. Sehingga meski menyampaikan materi dan bimbingan melalui audio mudah dipahami oleh Carlan.

“Karena tidak bisa melihat maka pelayanan kita menggunakan audio. Kelebihannya pada daya nalar dan daya ingat yang kuat. Dan disampaikan oleh para guru besar ini. Menilai punya kapasitas dan kapabilitas luar biasa, selayaknya orang yang tidak memiliki kekurangan,” ujar Dedi.

Dedi mengatakan, Carlan menjadi bukti, diffable bisa beprestasi. “Saya kira mindset nya harus dirubah. Tidak berarti orang yang sempurna secara jasadiyah itu juga paripurna di dalam hal lain. Sebaliknya ada juga diffable tapi memiliki kelebihan dari orang sempurna,” tukas Dedi. (wan)

Tags :
Kategori :

Terkait