
Matthew mengacu kepada sebuah studi yang dirilis tahun lalu oleh Washinton State University yang mengatakan, tidak ada efek jangka panjang dari Undang-Undang ganja sebagai rekreasi terhadap tingkat kejahatan di Washington dan Colorado.
Tahun lalu, di Colorado, penjualan ganja dapat menghasilkan lebih dari 1 miliar dolar atau setara Rp14 triliun untuk kas negara.
\"Pesan yang dapat diambil dari pemilih di lima negara bagian adalah fakta bahwa legalisasi ganja adalah kebijakan yang terbukti dan berhasil di negara bagian lain. Total, sebelas negara bagian telah melegalkan ganja, dan tidak satu pun dari negara bagian tersebut yang mencabut legalisasi,\" kata Matthew.
Keberhasilan legalisasi ganja di lima negara bagian seusai Pilpres AS diramalkan akan menciptakan efek domino pada negara bagian lainnya. Yang mana, pemimpin negara bagian yang awalnya masih ragu-ragu, kini dapat memikirkan untuk mengambil langkah yang sama, yakni melegalkan ganja.
\"Saya pikir negara bagian lain pasti akan mengikuti dalam hal melegalkan ganja rekreasi,\" kata Matthew.
Sehari setelah New Jersey mengesahkan legalisasi ganja, Walikota New York Bill de Blasio langsung terinspirasi melegalkan penggunaan ganja untuk medis.
\"Kami melihatnya di New Jersey. Sekarang, saatnya bagi Negara Bagian New York untuk melakukannya. Legalisasi ganja dengan cara yang benar,” katanya.
Tak hanya Walikota, Gubernur New York Andrew Cuomo pun telah menggemakan pesan yang sama. Cuomo mengungkap, persyaratan legalisasi ganja sudah dilakukan. \"Saya kira tahun ini (persyaratan) sudah matang karena negara akan sangat membutuhkan dana,” kata dia.