Tafsir Al-Quran harus Ramah Difabel

Rabu 28-10-2020,16:46 WIB

Ia melanjutkan, paradigm lainnya yaitu Social model. Yakni melihat dengan Konstruksi sosial, dan yang berikutnya ada identity model.

“Kita bandingkan produk tafsir Buya Hamka menggunakan bahasa buta, sedangkan M Quraish Shihab menggunakan kata tuna netra, karena memang waktu itu belum ada bahasa tunanetra,” tukas Arif. (wan) 

Tags :
Kategori :

Terkait