‘Uang Bernyanyi’ Bukan Ciri Keaslian Rupiah

Senin 28-09-2020,17:22 WIB

RAKYATCIREBON.ID – Belakangan pecahan uang Rp75 ribu yang yang belum lama diluncurkan Bank Indonesia (BI) menjadi perbincangan publik. Sebabnya ada unggahan di media sosial yang memperlihatkan pemindaian uang dengan aplikasi tertentu yang bernyanyi.

Kepala Perwakilan (KPw) BI Cirebon, Bakti Artanta membenarkan temuan adanya video ‘uang bernyanyi’. “Kita sudah dapat informasi dan kabar dari media terkaiut uang pecahan Rp75 yang bisa bernyanyi,” ungkap Bakti, kemarin.

Bakti mengatakan, ‘uang bernyanyi’ bukan ciri keaslian uang. Uang rupiah secara umum punya ciri-ciri berbubuh tanda tangan Menteri Keuangan dan Gubernur BI. Kemudian terdapat tahun emisi. Dan dibuat menggunakan kertas khusus oleh Peruri.

“Citi khususnya ada disain yang dibuat Peruri rectoferso dan blind code termasuk bahan uang ada yang tertanamam benamg pengaman dan gambar tersembunyi,” tambah Bakti.

Bakti menjelaskan, kemunculan dan fungsi aplikasi pemindai itu tidak bisa dijadikan dasar untuk membuktikan keaslian uang rupiah.  “Itu tidak membuktikan apapun. Bukan bagian dari ciri-ciri keaslian rupiah,” ujarnya.

Namun, Bakti membantah, “uang bernyanyi’ buatan BI. Menurutnya, berdasarkan penjelasan tim IT, ‘uang bernyanyi’ merupakan kreativitas pengembang aplikasi pemindai yang menggunakan augmented reality technology. Aplikasi tersebut memungkinkan saat uang dipindah menampilkan konten tertentu.

Bakti mengimbau masyarakat tak gaduh. Sebaliknya untuk kreator aplikasi diharapkan tidak membuat aplikasi yang menjurus pada pelemahan atau merendahkan rupiah sebagai simbol negara. Ada ancama pidana serius sesuai UU 17/2003 tentang Keuangan Negara.

“Bagimana masyarakat jangan sampai terkesan melemahkan atau merendahkan rupiah sebagai simbol negara. Sedang dipelajari (aplikasi) apakah masuk kategori pasal 25,” katanya.

Sementara itu, First Level Support-IT BI Cirebon, Ivan Mahdar membenarkan, aplikasi semacam itu bisa dibuat siapa saja. Komponennya pun cukup sederhana. Yakni hanya membutuhkan  dua objek. Yakni dalam hal ini uang sebagai imej. Kemudian video atau musik sebagai trigger.

“Ini menggunakan augmented reality technology. Hanya butuh dua imej itu benda atau kertas untuk scan. Yang kedua trigger bisa video atau gambar lagi. Dalam hal ini Ivive imejnya uang Rp75 ribu sebagai imej kemudian triggernya lagu Indonesia Raya,” jelas dia. (wan)

Tags :
Kategori :

Terkait