Tafsir Al-Quran harus Ramah Difabel

Minggu 27-09-2020,18:00 WIB
Tafsir Al-Quran harus Ramah Difabel

Ia melanjutkan, paradigm lainnya yaitu Social model. Yakni melihat dengan Konstruksi sosial, dan yang berikutnya ada identity model.

“Kita bandingkan produk tafsir Buya Hamka menggunakan bahasa buta, sedangkan M Quraish Shihab menggunakan kata tuna netra, karena memang waktu itu belum ada bahasa tunanetra,” tukas Arif. (wan)

Tags :
Kategori :

Terkait