Ia melanjutkan, paradigm lainnya yaitu Social model. Yakni melihat dengan Konstruksi sosial, dan yang berikutnya ada identity model.
“Kita bandingkan produk tafsir Buya Hamka menggunakan bahasa buta, sedangkan M Quraish Shihab menggunakan kata tuna netra, karena memang waktu itu belum ada bahasa tunanetra,” tukas Arif. (wan)