Jadi Kompol di Cirebon, Sosok Raden Joesoef Anak Snouck Hurgronje

Selasa 30-06-2020,11:36 WIB
Jadi Kompol di Cirebon, Sosok Raden Joesoef Anak Snouck Hurgronje

 

Waktu Snouck pulang ke negerinya pada 1906, anak bungsunya, Raden Joesoef, baru berumur setahun. Lewat Hasan Mustapa, Snouck meminta keluarga yang ditinggalkannya itu diperhatikan. “Begitu pula permintaanmu supaya saya khusus memperhatikan keadaan Joesoef dan ibunya,” tulis Mustapa pada Snouck dalam surat bertanggal 23 Februari 1911, seperti dikutip Jajang A. Rohmana dalam Informan Sunda Masa Kolonial: Surat-surat Haji Hasan Mustapa untuk C. Snouck Hurgronje dalam Kurun 1894-1923.

 

Untuk itu Hasan Mustapa kerap mengunjungi anak dan istri terakhir Snouck. Tentang Joesoef, suratnya yang bertanggal 29 Maret 1912 menyebutkan, “[Joesoef] sudah sampai usia yang bersih dan seorang anak dengan perawakan tinggi.” Usia Joesoef kala itu menginjak 7 dan sudah waktunya masuk sekolah dasar.

 

Menurut catatan Gunseikanbu dalam Orang-orang Indonesia yang Terkemuka di Jawa, Raden Joesoef lahir pada 3 Februari 1905. Kira-kira setahun sebelum Snouck pulang ke Belanda. Joesoef seperti kakak tirinya, Oemar. Dalam surat Hasan Mustapa pada Snouck tanggal 29 Maret 1912 disebutkan, Oemar menempuh pendidikan di sekolah pemerintah di Betawi (Jakarta). Sebagai cucu dari penghulu dan kerabat bupati, tidak sulit untuk diterima di sekolah dasar elite pemerintah.

 

Menurut catatan Gunseikanbu pula, Raden Joesoef pernah bersekolah di sekolah dasar 7 tahun Europeesche Lagere School (ELS) dan sekolah menengah 5 tahun Hogere Burger School (HBS). Namun tak dijelaskan letak sekolahnya. Hanya disebut, Joesoef lulus ELS tahun 1919 dan HBS pada 1925.

 

Lulusan HBS macam Joesoef sebetulnya bisa kuliah, bahkan hingga ke negeri Belanda. Namun, ada halangan bagi Joesoef hingga dia tak kuliah di universitas atau sekolah tinggi. Dia kemudian masuk Politieschool (sekolah polisi) dan lulus tahun 1927 dengan pangkat komisaris polisi. Pangkat itu cukup tinggi, apalagi bagi polisi bumiputra. Dia pernah menjadi komisaris polisi kelas satu di Jakarta, Surabaya, Cirebon, Pontianak, dan Bandung.

 

Kemungkinan dia jadi komisaris polisi kelas satu sejak 20 Agustus 1929. Pada 1931, menurut Regeerings Almanak voor Nederlandsch-Indie 1931: Tweede Gedeelte Kalender en Personalia, dia berdinas di Surabaya. Tahun 1935, seperti dimuat Regeerings Almanak voor Nederlandsch-Indie 1935: Tweede Gedeelte Kalender en Personalia, dia menjadi Kepala Teknis Veldpolitie (Polisi Lapangan) di Cirebon. Tahun 1941, menurut Regeerings Almanak voor Nederlandsch-Indie 1941: Eerste Gedeelte Kalender en Personalia, dia bertugas di Pontianak.

 

Dia tengah berdinas di Bandung jelang runtuhnya Hindia Belanda. Menurut Louise de Jong dalam Het Koninkrijk der Nederlanden in de Tweede Wereldoorlog: Voorspel, Joesoef pernah jadi pengawas dari polisi rahasia kolonial bernama Politike Inlichtingen Dienst (PID) di kota itu.

 

Di zaman pendudukan Jepang, dia tetap menjadi perwira polisi. Menurut catatan Gunseikanbu, sejak 29 April 1942, dia adalah Wakil Kepala Polisi Karesidenan Bandung. Setahun kemudian, pada April 1943, dia menjadi kepala polisi di sana.

Tags :
Kategori :

Terkait