
Menurut Penata Kebudayaan Kasultanan Cirebon, Bambang Irianto, bendera itu kini berada di Rotterdam, Belanda. Keberadaan bendera itu di negeri kincir angin tersebut lantaran Belanda memang menginginkan bendera itu sejak lama.
Bendera Cirebon yang bernama “Macan Ali” itu tidak hanya berfungsi sebagai lambang atau simbol Kesultanan Cirebon, tetapi juga dipandang sebagai benda regalia. Bendera yang diberi nama Macan Ali itu dibuat oleh Syarif Hidayatullah sebagai lambang kerajaan dan semangat perjuangan Islam. Secara tidak langsung, katanya, merupakan motivator dan pembangkit semangat perjuangan Islam.
Ia pun tak menampik jika bendera itu memiliki kekuatan magis kuat yang dipercayai dapat menolak bala. Benda itu dipercaya dapat mendatangkan keselamatan atau kebaikan bagi seseorang atau masyarakatnya.
Menurutnya, bendera Macan Ali bahkan sempat dibawa Fatahillah (menantu Syarif Hidayatullah) dalam peperangan merebut Sunda Kelapa dari tangan Portugis (1527 M) di bawah pimpinan Fadillah Khan. Ketika dirawat Keraton Kanoman, oleh Sultan Anom dipinjamkan ke Sultan Mangkunegara Surakarta untuk menolak bala mengusir penyakit Sultan Mangkunegara.
\"Atas kondisi itulah Pemerintah Belanda menganggap bendera Cirebon memiliki potensi sangat membahayakan hingga akhirnya dirampas dan hingga kini tersimpan di Museum Rotterdam,\" bilangnya.
Bendera itupun kini ada pula di Cirebon, tepatnya di Museum Tekstil. Meskipun begitu, belum diketahui bendera yang mana yang asli, apakah yang berada di Rotterdam, ataukah di Museum Tekstil.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun rakyatcirebon.id, bendera yang berada di Rotterdam terdapat tulisan “Bismillah” dalam panji tersebut dan ayat-ayat Alquran untuk menunjukkan keagungan Alloh. Selain itu, terdapat dua bintang yang mengandung delapan sisi, yang melambangkan Muhammad dan Fatimah.
Ciri selanjutnya, di antara “bismillah” dan dua bintang terdapat dua gambar singa kecil dan besar dan pedang bercabang dua yang melambangkan pedang Zulfikar milik Imam Ali. Setelah Zulfikar, terlihat singa besar, yaitulah Asadullah, alias singa Tuhan. Di dalam Bahasa Indonesia singa Ali diterjemahkan dengan “Macan Ali”.