Prof Maksum Guru Akademik dan Kehidupan

Senin 27-01-2020,05:53 WIB

Prof. Maksum sangat mengerti tentang kondisi dan tantangan masa depan lembaga IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Beliau selalu mengingatkan kepada generasi saat ini jangan sampai melupakan sejarah beridirnya IAIN Cirebon. Termasuk jangan melupakan jasa-jasa founding father kampus ini, yaitu para ulama Pesantren di wilayah Cirebon. Pesan serupa disampaikan kembali Prof. Maksum pada saya (selaku Ketua LP2M) di tengah-tengah obrolan santai (Sabtu, 23 November 2019) : Mohon kepada LP2M untuk diadakan kembali penelitian tentang Sejarah bediri dan perkembangan IAIN Cirebon, ungkapnya di depan Rektor (Dr. H. Sumanta, M.Ag), Direktur Pascasarjana (Prof. Dr. H. Dedi Djuabedi, MA); dan narasumber Halaqoh Kemasjidan: Buya Syakur Yasin, Pimpinan Ponpes Candang Pinggan Indramyu; KH. Abdul Manan Abdul Ghani (Ketua PB NU) sebagai bagian rangkaian kegiatan Festival Tajug Nusantara dalam rangka peringatan hari Santri Nasional 2019. Menurut Prof. Maksum, dirinya pada saat menjadi Rektor sempat meminta Saudara Zaenal Masduqi, M.Ag untuk melakukan penelitian tentang sejarah berdirinya IAIN Cirebon, namun menurutnya penulisan sejarah IAIN Cirebon belum sampai tuntas, sehingga perlu diadakan penelitian kembali. Rupanya bagi saya saat itu merupakan pertemuan terkahir dengan Prof. Maksum, sehingga tanggal 15 Desember 2019 beliau menghadap Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Semoga pesan beliau dapat kami laksanakan!

Pembaharu di Masjid Raya At-Taqwa

Kepiawaian Prof.Maksum tidak hanya dalam bidang akademik di kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Namun juga dalam bidang Pengabdian kepada Masyarakat. Semasa hidupnya beliau pernah mengabdikan dirinya sebagai Ketua I Bidang Diklat, PHBI dan Peribadatan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Raya Taqwa Kota Cirebon periode 2007-2012 pada masa Kepemimpinan alm. H. Abas Sirad, SH. Pada waktu itu saya didaulat menjadi Sekretaris Umum alm. H. Abas Sirad, SH. Pada saat inilah interaksi informal saya dengan Prof. Maksum semakin intensif. Sebagai Sekretaris Masjid Raya, tugas saya sangatlah berat, terlebih Profil pengurus DKM Raya At-Taqwa sangat heterogen (ada yang berasal dari unsur Pejabat Pemda; Kementerian Agama, Perwakilan Ormas Islam, Aktifis Islam-Remaja Masjid, Pengusaha, dan Akademisi), apalagi lagi melihat profil jamaahnya, akan lebih heterogen lagi. Pada posisi itulah saya banyak diberikan arahan pengorganisasian Masjid At-Taqwa agar menjadi lebih profesional dan efektif. Dalam pandangan Prof. Maksum Pengurus DKM harus profesional dan memiliki otoritas dalam mengatur tata peribadatan-kemakmuran (imarah), kelembagaan (idarah), pemeliharaan fasilitas masjid (riayah) sampai dengan tata tertib penggunaannya.

Atas masukkan dan dorongan beliaulah selanjutnya pada tahun 2002, Pengurus DKM Raya At-Taqwa mempunyai rumusan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (AD/ART). Walaupun At-Taqwa merupakan aset Pemerintah Daerah Kota Cirebon, namun secara internal telah memiliki pedoman organisasi yang jelas. Begitu pula dorongan Prof. Maksum agar At-Taqwa memiliki rumusan tentang Tata Tertib Penggunaan fasilitas masjid, yang kemudian sampai saat ini sangat bermanfaat untuk mengatur mobilitas penggunaan Masjid dari seluruh elemen ummat Islam Kota Cirebon khususnya (Ormas/Lembaga/Sekolah Islam) dan sebagainya, sehingga semuanya dapat berjalan lebih tertib. Itu semua atas jasa salah satu pembaharu di Masjid Raya At-Taqwa, Prof. Maksum.

Selamat jalan Prof. Maksum, akan kami kenang selalu jasa-jasamu, engkau adalah guru kehidupan bagi kami. Semoga Rahmat dan Maghfirah Allah SWT, selalu menyertaimu. Aamiin!

Tags :
Kategori :

Terkait