Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Kamaruddin Amin memberi sambutan dalam pembukaan AICIS 2019, Selasa (1/10/2019) di Hotel Mercure Batavia, Jakarta. |
RAKYATCIREBON.CO.ID – Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Annual International Conference On Islamic Studies (AICIS) 2019, Selasa –
Jumat (1-4/10/2019) di Hotel Mercure Batavia, Jakarta. Sekitar 1.700
pemikir Islam sejagat berkumpul di gelaran AICIS ke 19 ini.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI,
Kamaruddin Amin mengatakan, AICIS adalah forum kajian keislaman yang diinisiasi
Kemenag sejak 19 tahun lalu.
Pertemuan para pemikir Islam sejagat ini menjadi tempat
bertemunya para pemangku kepentingan studi Islam yang diharapkan menjadi
barometer perkembangan kajian Islam dunia.
“Pertemuan ini memang diarahkan agar sarjana dan akademisi
Islam dapat berkontribusi memecahkan masalah dunia,” ungkapnya.
Konferensi tahunan ini mengambil tema Digital Islam, Education
and Youth: Changing Landscape of Indonesian Islam. Pertemuan ini membahas 450 makalah dari 1.300 yang diseleksi.
Keynote speaker dalam konferensi ini, selain Menteri
Agama Lukman Hakim Saifuddin, ada Peter Mandeville (George Mason University,
Virginia USA), Garry R. Bunt (University of Wales), dan Abdul Majid Hakemollahi
(ICAS London).
Tema-tema yang dibahas antara lain Religion and Philosophy
in the Post-truth Age, Response to the Era of Disruption, Making and Consuming
Islam Online: The Reconfiguration of a Discursive Tradition, dan Islam
in the Digital Age Islamic Philoshopy for Millennials.
Kamaruddin menambahkan, pendidikan Islam adalah ekosistem
besar. Saat ini terdapat hampir seribu perguruan tinggi Islam, 72 ribu
pendidikan dasar-menengah, 30 ribu pesantren, dan 7 juta madrasah takmiliyah. Dari lembaga itu terdapat 10 juta siswa, 4 juta santri, 1 juta
guru, 32 ribu dosen, 500 profesor, dan 6000 doktor.
\"Total stakeholder
pendidikan islam berjumlah 28 juta. \"Bila sumberdaya yang besar ini
dikelola dengan baik dan diarahkan untuk berkontribusi positif, maka hasilnya
akan luar biasa,\" pungkasnya.
Semantara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara
mengungkapkan, zaman yang bergerak cepat. Indonesia menjadi negara besar yang
bisnis digitalnya akan melonjak, diperkirakan US$ 130 milyar di tahun 2020.
Menurut Rudiantara, pendidikan Islam dapat mengambil peran
strategis sebagai imunisasi generasi muda dari hoax, fitnah dan namimah.
Populasinya yang besar sangat potensial untuk mengambil peran tersebut.
\"Pengajaran saat
ini tentu saja tak bisa textbook lagi. Generasi saat ini harus didorong
kreatif dan selalu bertanya mengapa harus begini dan mengapa tidak begitu,”
katanya.
Sementara itu, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Sumanta Hasyim mengatakan, sebagai salah satu perguruan tinggi berbafas Islam, IAIN Cirebon mendukung terciptanya SDM muslim yang unggul dan berdaya saing di era global. (wan)