RAKYATCIREBON.CO.ID - Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) STKIP Yasika Majalengka periode 2019-2020 secara resmi dilantik, Sabtu (07/09) akhir pekan lalu.
Kepengurusan baru BEM dan Dema tersebut dilantiklangsung oleh Ketua STKIP Yasika Majalengka, Arip Amin, M.Pd bertempat di ruang auditorium STKIP Yasika Majalengka.
Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama dan Alumni STKIP Yasika Majalengka, Ruly Khoeru Solihin, M.Pd mengatakan, pergantian kepengurusan BEM dan DEMA merupakan salahsatu regulasi yang terus berlangsung terjadi setiap tahun, dimana tujuannya adalah untuk menjaga berlangsungnya estafet kepengurusan dan perkaderan organisasi mahasiswa di lingkungan kampus STKIP Yasika Majalengka.
\"Seluruh pengurus BEM dan DEMA yang dilantik hari ini merupakan mahasiswa mahasiwi pilihan, mereka bertugas untuk menggerakan roda organisasi mahasiswa. Karena itu saya meminta kepada para pengurus untuk benar-benar menjalankan roda organisasi dengan penuh tanggungjawab demi kemajuan perguruan tinggi,\" ungkap Ruly.
Sementara itu, Ketua STKIP Yasika Majalengka, Arip Amin, M.Pd menambahkan, gerakan pengorganisasian mahasiswa harus berjalan secara seimbang, dimana segala aktivitasnya harus mampu memenuhi kebutuhan mahasiswa dan kepentingan mahasiswa (student need and student interest) secara berkesinambungan.
Aktivis HMI Cabang Cirebon era 1998 ini menjelaskan, Student need merupakan kebutuhan dasar untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan nilai yang unggul, dan hal itu tidak boleh mengesampingkan pemenuhan student interest atau kepentingan mahasiswa dalam hal pengakuan publik.
\"Mahasiswa harus lebih dekat dengan masyarakat juga stake holder, sehingga mereka mampu menangkap fenomena yang terjadi di masyarakat, mengumpulkan data dan fakta kemudian melakukan perubahan, sesuai dengan fungsinya sebagai Agent of Change,\" jelas Arip
Selain sebagai Agent of Change, masih dijelaskan Arip, mahasiswa juga memiliki fungsi sebagai agen social of control, dimana mereka dituntut untuk mampu memberikan saran dan masukan kepada para pengampu kebijakan, sehingga terbangun sinergitas diantara semua komponen yang ada.
\"Mahasiswa tidak mungkin menjadi agent of change, sementara mereka tidak memiliki human interest terhadap kejadian yang ada di lingkungannya. Karena itu mahasiswa STKIP Yasika Majalengka dituntut untuk melatih diri agar memiliki kepekaan terhadap berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan kampus, di lingkungan masyarakat, dan lingkungan birokrasi pemerintahan terdekat, sehingga mahasiswa akan memiliki idealism sesuai dengan harapan semua pihak,\" tandas Arip. (sep)