RAKYATCIREBON.CO.ID - Ratusan hektare tanaman padi di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu dilanda kekeringan. Kekurangan pasokan air yang terjadi tetap tidak bisa dibantu pompanisasi, karena ketersediaan air di saluran irigasi tidak bisa diandalkan.
Disampaikan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono, sebelumnya kekeringan yang melanda areal persawahan hanya terjadi di lahan seluas 100 hektaran saja.
Tapi saat ini tanaman padi yang kondisinya kritis dan terancam mati akibat kekeringan sudah melanda di lahan seluas 500 hektaran.
Ratusan hektar tanaman padi yang kondisinya memprihatinkan itu, 100 hektar diantaranya terdapat di Desa Karangmulya, kemudian 200 hektar di Desa Karanganyar, 125 hektare di Desa Wirapanjunan, dan 75 hektare di Desa Wirakanan. \"Tolong kami, minta bantuan air. Tanaman padi sudah terancam mati,\" tuturnya, Selasa (23/1).
Diungkapkan, selain 500 hektare tanaman padi yang terancam mati tersebut, sebelumnya sudah ada 20 hektare tanaman padi yang tidak bisa diselamatkan.
Tanaman padi kondisinya mengering dan terpaksa harus dilakukan tanam ulang. \"Kekeringan sejak awal bulan ini. Selain minimnya curah hujan, pasokan air di saluran irigasi tidak ada,\" sebutnya.
Sebelum kondisi tanaman padi semakin parah, para petani telah berupaya melakukan penyelamatan dengan pompanisasi meski harus mengeluarkan biaya tambahan.
Akan tetapi saat ini sudah tidak bisa lagi melakukan pompanisasi, karena saluran irigasi tidak ada pasokan air. \"Kalau airnya ada, maka bisa disedot pakai pompa. Lah sekarang air yang mau disedotnya juga tidak ada,\" keluhnya.
Terpisah, seorang petani di Desa Karangmulya, Casmadi menyampaikan bahwa tanaman padi di desanya yang terancam mati terdapat di lahan seluas sekitar 100 hektare.
Kondisi yang sudah sangat memprihatinkan terdapat di Blok Sengon dan Ledeng. \"Di blok-blok itu belum ada air. Ya kami minta ada pasokan dari Bendung Rentang dan Waduk Jatigede,\" tukas dia. (tar)