RAKYATCIREBON.CO.ID – Gagalnya Koalisi Umat mengusung sepasang calon walikota dan wakil walikota di Pilwalkot Cirebon 2018, sontak memicu beberapa spekulasi dari beberapa pihak, hingga ada pula yang menjurus ke fitnah dengan meng-kambing-hitam-kan pihak tertentu yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan kegagalan Koalisi Umat.
Atas hal itu, tim pemenangan Bakal Calon Walikota dari Partai Gerindra, Ali Rahman SH akhirnya angkat bicara. Timses Ali mengingatkan kepada semua pihak untuk tidak mencari kambing hitam di balik persoalan gagalnya Koalisi Umat.
“Kalau ada yang merasa terdzalimi wajar. Jangan mencari kambing hitam. Harus jujur, ada langkah yang kurang atau khilaf dalam proses tersebut,” ungkap Koordinator Timses Ali Rahman, Dudi Juharno, ditemui di kediaman Ali, kemarin.
Menurut Dudi, mengenai cost politic yang dibebankan kepada kandidat merupakan hal wajar. Dalam setiap kompetisi politik, pembiayaan itu menjadi hal yang tidak bisa dihindari. Tapi ia juga tak setuju jika hal itu disebut sebagai mahar untuk rekomendasi.
“Persoalan mahar politik, fair saya katakan, sebuah pertempuran butuh cost politic. Tidak mungkin kalau tidak ada cost politic. Tapi tidak ada mahar. Yang ada adalah bentuk komitmen yang terbangun atas dasar visi dan misi yang sama,” ujarnya.
Dia juga menyindir sikap Brigjen Pol (Purn) Siswandi yang buka-bukaan soal mahar yang diduga diminta PKS. Menurutnya, akan jauh lebih baik jika Siswandi menerima realita, bahwa Koalisi Umat pada akhirnya tidak mengusung pasangan calon di Pilwalkot 2018.
“Kalau Pak Siswandi gagal mendaftar, harus melihat secara utuh kenapa seperti itu? Jangan malah menyalahkan pihak lain. Tidak perlu itu. Kalau beliau menerima, akan lebih hebat,” katanya.
Menurut Dudi, meski jagoannya tak direkomendasi Koalisi Umat untuk diusung jadi cawalkot, namun Ali bersikap dewasa. Disebutkan Dudi, Ali tahu dan paham aturan main dan apa yang diharus dilakukannya. “Kalau sekarang belum ada kesempatan, harus diterima dengan besar hati. Ini menjadi pembelajaran politik,” kata dia.
Dudi menilai, dinamika politik yang terjadi menjelang Pilwalkot 27 Juni mendatang, sangat luar biasa. Kota Cirebon sebagai daerah yang luas wilayahnya sangat kecil, tapi konstelasi politiknya tinggi. “Mungkin tidak terjadi di kota lain. Ini menunjukan Kota Cirebon punya karakteristik tersendiri,” katanya.
Kini, Koalisi Umat dipastikan tak akan menjadi kontestan pilwalkot. Dudi menyarankan, tiga parpol di dalamnya, yakni PAN, PKS dan Partai Gerindra tetap mengambil peran, yaitu dengan memberikan pencerahan kepada masyarakat untuk memilih satu dari dua paslon yang dinilai punya komitmen pada perjuangan keumatan.
“Saya berharap, Koalisi Umat bisa berperan dari sisi lain. Kalau tidak mengambil langkah politik, tetap saja yang akan terpilih satu dari dua kandidat itu. Tapi setidaknya kita berikan pemahaman kepada masyarakat, mengenai komitmen keumatan,” katanya.
Senada disampaikan Sobirin. Juru bicara timses Ali Rahman itu menambahkan, pihaknya belum akan memutuskan untuk mengalihkan dukungan kepada salah satu paslon di pilwalkot. “Saat ini masih kita kaji. Mana yang kadar mudharatnya lebih kecil,” kata Sobirin.
Pihaknya ingin mengetahui lebih dalam, visi dan misi dua kandidat, yakni Drs Nasrudin Azis SH-Dra Hj Eti Herawati dan H Bamunas S Boediman MBA-Effendi Edo SAP MSi. “Kita ingin tahu dulu visi dan misi keduanya. Bagaimana visi keumatan dari keduanya? Karena belum jelas,” katanya.
Ia juga menilai, gagalnya Koalisi Umat mengusung paslon di pilwalkot harus diterima dengan lapang dada. Ditegaskannya, siapapun, jangan mencari kambing hitam untuk disalahkan dalam persoalan itu. “Kegagalan kemarin jadi pembelajaran politik. Ini takdir Allah. Tidak perlu mencari kambing hitam,” katanya. (jri)