LEMAHWUNGKUK – BRI Cabang Gunungjati menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang terbagi menjadi KUR Mikro dan KUR Ritel. Hingga September 2017, KUR yang tersalurkan mencapai Rp16,4 miliar.
Pemimpin Cabang BRI Gunungjati, Deby Haryanti menjelaskan, angka Rp16,4 miliar hanya didapat pada satu cabang saja. Sedangkan di Cirebon terdapat dua cabang BRI. Yakni, BRI Cabang Gunungjati dan BRI Cabang Kartini.
Dari BRI cabang yang dipimpinnya, terdapat tiga BRI unit. Dari situ, diketahui angka penyaluran KUR bagi masyarakat pesisir baik KUR Mikro dengan plafon sampai Rp25 juta maupun KUR Ritel yang plafonnya dari Rp25 juta sampai Rp500 juta.
“Ini data penyaluran KUR di BRI Unit daerah pesisir sampai September 2017, Unit Kanoman Rp7 miliar, Unit Mundu Rp5,5 miliar, dan Unit Sedong Rp3,9 miliar,” ungkap Deby.
Sehingga, kata dia, total penyaluran KUR mencapai Rp16.4 miliar. Besarnya penyaluran KUR bagi masyarakat pesisir tidak lepas dari besarnya kebutuhan modal masyarakat pesisir khusunya nelayan dalam menjalankan profesinya.
KUR digunakan untuk keperluan penangkapan ikan. Bahkan, Deby menyebut, tidak sedikit nasabah KUR Ritel yang menggunakan dana pinjaman dari bank untuk keperluan pembelian alat hingga renovasi kapal yang membutuhkan dana hingga miliaran rupiah.
“Nasabah Ritel itu penggunaannya bisa banyak, salah satunya untuk renovasi kapal. Jika ada yang butuh mesin freezer sampai dengan Rp1 - 2 miliar, itu bisa juga dibiayai BRI menggunakan kredit investasi,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Pemimpin Wilayah BRI Jawa Barat, Eko Rahayu Hartono mengatakan, dua jenis KUR merupakan fasilitas bagi nelayan untuk mendapatkan bantuan permodalan. Besaran rupiah yang disetuji bank sangat bergantung dari kebutuhan calon kreditur sesuai dengan skala usaha yang dijalankan.
“Dua – duanya bisa diakses oleh nelayan dan bungan cukup ringan hanya 9 persen dan syarat – syaratnya cukup mudah dan ringan. Tergantung besarnya skala usaha masing – masing, kalau yang kecil dikasih kecil. Syaratnya hanya kartu nelayan, KK, KTP itu aja,” tambahnya.
Di sisi lain, kata dia, besarnya kebutuhan KUR bagi masyarakat pesisir juga menimbulkan keprihatinan pihak bank. Pasalnya, setelah dilakukan survei, banyak kreditur KUR justru memanfaatkan pinjaman untuk keperluan di luar ketentuan awal.
“Masalahnya nelayan itu, dipakai seharusnya permodalan untuk penangkapan ikan, ternayata setelah diinvestigasi, sebagian besar dipakainya tidak sesuai pada saat pengajuan. Jadi, tingkat konsumtifnya masih tinggi,” ujar Nandang Iskandar Asisten Manager Bisnis Mikro BRI Cabang Gunungjati. (wan)