Kalangan Terdidik Banyak yang Nganggur, Buka Usaha Dong

Senin 11-09-2017,01:00 WIB

CIREBON - Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Dr Sutrija mengungkapkan, sebanyak  64 juta penduduk Indonesia saat ini tenaga kerja produktif. 
Sutrija. Foto: Suwandi/Rakyat Cirebon 
Jumlah tersebut  dinilai tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Sehingga banyak yang menganggur.

Parahnya, kata dia, sebagian besar  tenaga kerja produktif yang menganggur berasal dari kalangan terdidik. Bahkan, tidak sedikit lulusan SMK kesulitan mencari pekerjaan karena terbatasnya jumlah lapangan kerja.

“Jumlah pemuda saat ini  sudah melampaui 64 juta se Indonesia. Di Cirebon sendiri sudah 70 persen pemilihnya pemuda. Dengan jumlah yang besar ini harus dikemanakan, apa tetap masuk dunia kerja atau masuk dunia wirausaha,” ungkap Sutrija kepada Rakyat Cirebon, kemarin.

Dijelaskannya, mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional, rata – rata pengangguran terdidik berasal dari lembaga – lembaga pencetak tenaga kerja professional.  Kurangnya  lapangan kerja membuat tenaga terdidik lebih memilih mengadu nasib dengan mendaftar CPNS.

Sayangnya, pembukaan CPNS yang dibuka masih belum memenuhi kebutuhan pekerjaan yang layak bagi tenaga kerja produktif. Sutrija menilai, keadaan seperti itu bersumber dari tata kelola pendidikan yang kurang efisien.

“Dunia kerja sat ini slot-nya tidak banyak. Bahkan, PNS sekarang sedang moratorium dan banyak sekali yang mau mendaftar. Jumlah yang sekian banyak, banyak yang menganggur. Data BPS pengangguran terbesar itu pengangguran intelektual,” sambungnya.

Oleh karena itulah, kata dia, dibutuhkan inovasi yang mengakomodasi  banyaknya tenaga kerja produktif agar  di Indonesia, termasuk di Cirebon. Pihaknya terus mendorong pemuda menciptakan lapangan kerja sendiri.

Melalui lembaga – lembaga  kewirausahaan yang dibentuk, Sutrija berharap hal ini dimananfaat betul – betul oleh pemuda. Seperti yang dilakukannya di Cirebon.  Sutrija membentuk Forum Kewirausahaan Pemuda (FKP).

“Forum yang mewadahi  pemuda Cirebon untuk berwirausaha itu dibentuk sebagai ajang pemuda untuk belajar berwirausaha. Tak hanya dididik, pemuda yang punya rencana bisnis yang visible juga berkesempatan diberikan modal usaha,” ujarnya.

Syaratnya, kata Sutrija, punya tekad kuat berwirausaha, punya rencana bisnis dan mau berusaha. Semangat inilah yang ingin ditularkan Sutrija kepada pemuda di Cirebon. Pasalnya, Cirebon saat ini sudah mulai dilirik pengusaha luar daerah.

“Diantara yang kami lakukan ialah mengkampanyekan  bahwa pemuda harus berwirausaha dan menyebar luaskannya kepada masyarakat. Program kami misalnya satu pemuda satu produk, ini aja dulu terus dikembangkan,” tutupnya. (wan)
Tags :
Kategori :

Terkait