MAJALENGKA - Musim kemarau yang terjadi di sejumlah wilayah kabupaten Majalengka membuat puluhan rumah warga mengalami retak-retak. Kondisi tersebut disinyalir akibat suhu panas terlalu tinggi.
Keretakan sendiri terjadi pada bagian dinding dan lantai rumah. Pantauan di lapangan, sedikitnya puluhan rumah warga di blok Dukuh Eurih desa Heuleut kecamatan Kadipaten mengalami retak-retak akibat musim kemarau dengan suhu panas yang cukup tinggi.
Berdasarkan penuturan kepala dusun setempat, Ahmad, sebanyak 80 lebih rumah warga mengalami retak-retak, dari jumlah tersebut sebanyak 12 rumah mengalami keretakan cukup parah dibagian dinding dan lantai. Sementara puluhan rumah lainnya mengalami keretakan ringan.
“Tadinya tidak ada keretakan di setiap rumah, mungkin karena kemarau dan cuaca panas akhirnya tanah di bawah mengalami retak yang berefek pada dinding dan lantai rumah warga,” ujar Ahmad ketika dikonfirmasi, Rabu (30/8).
Menurut Ahmad, kondisi tersebut tidak hanya terjadi kali ini saja. Keretakan rumah warga sekitar kerap kali terjadi jika memasuki musim kemarau dengan suhu panas yang cukup tinggi. Akan tetapi jika memasuki musim hujan, tidak terjadi keretakan.
Sehingga, kata dia, pada waktu musim penghujan, warga menambal dinding yang mengalami retak-retak. Namun, jika musim kemarau dengan cuaca panas kembali, rumah warga kembali mengalami keretakan. Siklus seperti itu terus terjadi hingga sekarang. Warga pun belum menemukan solusi untuk mengatasi persoalan tersebut.
Menurutnya, warga sekitar menduga, selain faktor suhu panas yang cukup tinggi, keretakan rumah juga terjadi karena kontur tanah yang sedikit labil. Sehingga terjadi pergerakan tanah dengan kategori lamban.
“Memang belum ada pembuktian ilmiah kalau retaknya rumah warga diakibatkan oleh musim kemarau dan cuaca panas. Akan tetapi siklus seperti itu terus terjadi setiap musim kemarau rumah warga retak. Ketika datang musim hujan, warga menambalnya. Terus seperti itu,” ungkapnya.
Ahmad dan warga lain berharap, agar pemerintah menerjunkan tim ahli dari dinas terkait untuk mencari tahu penyebab rumah warga yang mengalami keretakan. Sebab, mereka khawatir kalau kejadian tersebut dibiarkan terus menerus maka akan memakan korban.
Selain itu, kalau sudah ada kajian dari tim ahli diharapkan mampu memeberi solusi apakah memang penyebabnya musim kemarau atau disebabkan kondisi tanah.
“Semoga pemerintah bisa menerjunkan tim ahli untuk melakukan kajian penyebab dari retaknya rumah warga. Kalau hal itu dilakukan, kami jadi mengetahui penyebabnya,” harapnya.(hsn)