ISU “lompat pagar” sedang kencang di Kabupaten Kuningan. Ini dilakukan oleh bakal calon bupati yang ingin mengejar rekomendasi dari sejumlah partai.
Ketatnya persaingan di pilkada Kuningan membuat potensi para politisi untuk ‘lompat pagar’ semakin kencang. Salah satu bakal calon bupati yang sudah melakukannya adalah, dr Toto T Kosim, sempat menjadi kader Golkar, lalu mendaftar cabup di Gerindra dan saat ini ia resmi menjadi Cabup dari PKB.
Meski baru seorang, namun potensi akan banyak bacabup yang menyusul lompat pagar diprediksi akan semakin banyak. Satu diantaranya yang saat ini gencar diisukan akan loncat pagar adalah, Bacabup asal Demokrat H Mamat Robby Suganda, yang diperkirakan akan pindah ke Partai Gerindra.
Namun, beberapa waktu lalu kabar miring tersebut sudah dibantah olehnya, dengan menyatakan dia masih tetap setia dengan partai berlambang mercy. Pernyataan sosok yang akrab disapa MR tersebut diperkuat juga oleh statement dari Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat, H Iwan Sulandjana.
“Engga mempermasalahkan apa-apa, kenapa harus diributkan. Kan kita mau koalisi, salah satunya dengan Gerindra, nah Gerindra ini ingin tau kira-kira calonnya kucing dalam karung atau bukan. Kalau sudah ikut fit and proper test kan ketahuan ini cocok atau tidak dan akan didukung olehnya atau tidak,” beber Iwan saat dihubungi melalui telpon selulernya.
Mantan Pangdam Siliwangi itu juga meluruskan isu tak sedap tentang Mamat Robby yang mendaftar ke Gerindra tanpa sepengatahuan partai. Iwan mengatakan, kehadiran Robby ke DPD Partai Gerindra atas sepengetahuan dan izin darinya.
“Dia lapor dan izin, pesan saya kepada dia itu, selama kamu (Robby, red) tidak pindah partai, kita tidak ada masalah. Jadi saya engga mempermasalahkan apa-apa, engga ada masalah,” tegasnya.
Iwan mempercayai isu terkait Robby yang akan pindah partai itu hanyalah isapan jempol, bahkan diyakini oleh Iwan dihembuskan untuk merusak citra pria yang pernah menjabat ketua Komisi C DPRD Jawa Barat itu di Kuningan.
Fit and proper test DPD Gerindra dikabarkan juga mengakomodir semua calon bupati baik dari kader internal maupun yang dipilih dari partai lain. Menurut Iwan, fit and propertest yang dilakukan oleh Gerindra sebagai sarana untuk melihat kemampuan cabupnya seperti kesiapan dana, pengetahuan tentang daerahnya dan lain sebagainya.
“Hal itu menunjukkan dia (Robby, red) seperti apa, kira-kira dia pantas engga jadi bupati. Jadi kenapa harus diributkan. Kita jangan bicara yang tidak perlu, kita sekarang berbicara siapa calon pemimpin ke depan, masalah-masalah kecil tidak perlu diramai- ramai kan,” pungkasnya. (ale)