KUNINGAN – Pengamat politik Irham Maulana, menyarankan agar rencana koalisi 5 Parpol besar di Kuningan bisa terwujud. Hal itu disampaikan Irham saat dirinya berbincang seputar perkembangan politik yang semakin menarik jelang Pilkada Kuningan 2018 mendatang.
“Rencana koalisi 5 Parpol ini jangan hanya sebatas wacana. Ini harus bisa terwujud jika memang para tokoh parpol dari 5 parpol ini mengharapkan adanya perubahan. Tetapi jika hanya sebatas wacana, ini berarti hanya permainan saja yang ujungnya lobi-lobi yang menjurus kepada kepentingan tertentu,” katanya, kemarin (21/6).
Kelima parpol yang saat ini sudah melakukan komunikasi mengarah kepada koalisi Pilkada 2018, yakni PAN, PKS, Demokrat, Gerindra dan PPP. Menurut Irham, dari sisi kekuatan koalisi ini cukup menjadi gangguan berat bagi pihak lain yang berkehendak keras untuk membidik kursi Bupati dan Wabup Kuningan, terutama PDI Perjuangan yang kemungkinan besar akan mengusung satu paket.
“Saya pikir koalisi ini cukup menjadi gangguan besar bagi calon petahana dari PDI Perjuangan. Contoh umpamanya Pak Acep yang direkomendasi oleh DPP, maka dengan adanya koalisi 5 parpol ini akan menjadi hambatan bagi Pak Acep untuk menyusun kekuatan. PDI Perjuangan harus berjuang lebih keras untuk mencapai cita-citanya merebut kembali kekuasaan di Kuningan,” ujarnya.
Irham pun menyebut ada berbagai kemungkinan jika 5 parpol ini bisa sejaan untuk berkoalisi. Diantaranya PDI Perjuangan akan menggaet PKB dan Golkar yang selama ini belum memberikan sinyal akan dengan siapa mereka mengusung Calon Bupati/Wabup dalam Pilkada 2018 mendatang. Sejauh ini, kata dia, Golkar sendiri sebagaimana yang diamatinya belum memperlihatkan reaksi politik untuk menyikapi adanya rencana koalisi 5 parpol besar itu.
“Golkar sepertinya masih menonton perkembangan di lapangan. Partai ini tetap konsisten untuk menyosialisasikan kepada masyarakat bahwa hanya ada Pak H Dudy Pamuji sebagai satu-satunya bakal calon bupati Kuningan dari Golkar. Kedepannya mungkin saja Golkar bisa berkoalisi dengan PDI Perjuangan, PKB dan NasDem, kan kemungkinan itu bisa saja terbukti, apalagi politik dalam waktu sedetik saja bisa berubah tergantung situasi,” tuturnya. (muh)