CIREBON – Jelang Lebaran, jalur Kota Cirebon Kedawung hingga Mundu sudah dipenuhi para pedagang musiman arus mudik. Kurang lebih ada 130 pedagang yang sudah mendirikan warungnya.
Para pedagang siap memberikan pelayanan untuk para pemudik. Misalnya, tempat beristirahat, makan dan minum. Selain para pedagang musiman, posko-posko dari kantor jasa dan instansi terkait juga ikut meramaikan suasana arus mudik.
Agus (31), karyawan dari salah satu jasa pengantar barang menuturkan, bahwa sudah setiap tahun mendirikan Posko Santai Lebaran Mudik yang berada dibahu jalan depan Korem 063/Sunan Gunung Jati. Ia mengaku, sudah berkoordinasi dengan Dishub Kota Cirebon dan juga Kabupaten. Kalau yang di kabupaten ia mendirikan poskonya di dekat relokasi pasar Trusmi, berderetan juga dengan posko Dishub.
“Kami mendirkan posko mudik ini semata-mata lebih ke sosial kepada para pemudik. Karena mereka juga sering kali menggunakan jasa kami,” jelasnya.
Pihaknya memberikan fasilitas tempat istirahat, pijat refleksi, makanan, minuman, takjil, serta terminal untuk mengisi daya handphone. “Itu semua kami berikan gratis kepada para pemudik,” ungkap Agus, kemarin.
Rasya (47), salah satu pedagang asal Tengahtani yang mendirikan warung di pinggiran jalan dekat area Situs Goa Sunyaragi mengaku, sudah empat tahun sekarang mendirikan warung di pinggiran jalan pada saat musim arus mudik.
Tetapi tidak serta-merta mendirikan saja, melainkan ada biaya retribusi yang harus kita bayar ke pihak RW setempat, dengan adanya fasilitas listrik buat penerangan.
“Saya mendirikan warung di sini dari mulai pertengahan puasa. Walaupun belum terlihat banyak pemudik yang melintas, tapi ada saja satu dua yang mampir,” katanya.
Minggu kemarin, kata dia, ada pemudik asal dari Tegal, Pekalongan, Semarang dan Solo yang mampir. Biasanya, banyak pemudik yang mampir pada waktu sore hari dan pagi hari sekitar pukul 17.00 WIB.
“Falisitas yang saya berikan antara lain, tempat istirahat, nasi lengko, mie rebus atau goreng, aneka minuman, kopi, dan makanan ringan juga,” imbuhnya.
Sementara itu, salah seorang pemudik dari Bogor asal Losari, Ono (42) mengatakan, jarak tempuh perjalanan dari Bogor dari jam 4.00 WIB dengan beberapa kali istirahat hingga sampai di terminal Harjamukti pukul 15.30 WIB.
Ia mudik bersama delapan orang temanya yang juga menggunakan motor. Namun, dua motor lagi masih tertinggal di belakang karena di titik-titik tertentu lalu lintas ramai oleh kendaraan pemudik lain.
“Menurut saya, dengan adanya para pedagang di pinggiran jalan khususnya pada saat musim mudik tiba sangat berperan untuk kami yang bisa dikatakan sebagai musafir atau pemudik dengan jarak tempuh yang cukup jauh. Karena bisa untuk beristiharat dan juga santap makan serta minum karena tenaga yang terkuras di jalan. Kami biasa mudik terhitung sepekan menjelang lebaran dan balik lagi bisa sepekan atau samapi sepuluh hari setelah lebaran,” pungkasnya. (dam)