MAJALENGKA – Bakal calon bupati Majalengka dari Partai Golkar, Drs Ade Rachmat Ali MSi menilai Kabupaten Majalengka adalah wilayah yang potensial akan sumber daya alam, serta kaya budaya dan ragam kesenian.
Selain itu, kata Ade, Majalengka berpotensi menjadi kabupaten yang maju dan modern di tingkat nasional bahkan internasional dengan hadirnya Bandara Internasional Jawa Barat di wilayah Kecamatan Kertajati.
Untuk itu, menurutnya, Pemkab Majalengka bersama masyarakat harus bersatu mengelola sumber daya alam dan budaya tersebut secara baik, pintar, cerdas dan inovatif.
Ade mengatakan, Pemerintah Daerah perlu melakukan perencanaan dengan matang, terukur, berkeadilan dengan anggaran yang proporsional dan efisien.
Kabupaten Majalengka secara geografis mempunyai dua karakter wilayah yang berbeda, yakni dataran tinggi di wilayah Selatan dan dataran rendah di wilayah Utara, sehingga penerapan pembangunan di kedua wilayah tersebut agak berbeda.
“Berbagai pembangunan fisik dan infrastruktur yang selama ini dilakukan, kedepannya harus beriringan dengan pembangunan manusianya. Jangan dibiarkan masyarakat Majalengka hanya menjadi penonton dan bersikap pasif pada setiap tahapan pembangunan,” ujarnya, Senin (12/6).
Dia menjelaskan, sebagai bakal calon bupati yang termasuk dalam tahapan penjaringan dari Partai Golkar berkeinginan membangun daerah sesuai peraturan yang berlaku dan tidak terbersit sedikit pun niat untuk melakukan pelanggaran.
“Hanya karena Allah SWT semata saya berniat membangun Kabupaten Majalengka dengan sistem yang baik. Mudah-mudahan karya-karya saya kelak menjadi ibadah di hadapan Allah SWT,” tandasnya.
Terkait konsep kedepan seandainya terpilih menjadi bupati, mantan Sekda ini memiliki Visi Majalengka Cantik (Cerdas, Agamis, Nyaman, Tertib, Inovatif, Kondusif).
Visi tersebut akan diimplementasikan melalui Misi Pembangunan Majalengka yang akseleratif di berbagai sektor. Diantaranya, Peningkatan Kualitas Pendidikan yang Berorientasi Pada Pengembangan Ilmu dan Teknologi.
“Sasarannya, tersedianya aksesibilitas infrastruktur, sarana dan prasarana yang berkualitas dan mendukung pendidikan. Terselenggaranya pendidikan berbasis kearifan lokal, berdaya teknologi, berbudaya dan agamis,” ungkapnya. (hsn)