MAJALENGKA – Untuk meningkatkan produksi kedelai nasional yang dalam beberapa tahun cenderung turun, Kementrian Pertanian (Kementan) melakukan terobosan dengan inovasi menanam kedelai di lahan milik perhutani. Hal tersebut dilakukan untuk menyumbang produksi kedelai nasional agar mengurangi impor kedelai.
Perwakilan Dirjen Pangan Kementan, Arif Mulyawan SP mengatakan, kebutuhan kedelai dalam negeri pertahun mencapai 2 juta ton, sedangkan produksi kedelai nasional hanya mencapai 800 ribu ton per tahun. Artinya sekitar 62,7 persen kebutuhan kedelai masih dipenuhi dari impor. Dari jumlah tersebut, produksi kedelai pada tahun 2016 mengalami penurunan 10 persen dibandingkan tahun 2015.
“Dengan adanya salah satu terobosan perluasan areal tanam bekerjasama dengan Perhutani ini mudah-mudahan kedepan target Kementan pada tahun 2020 bisa swasembada kedelai. Hal ini merupakan tantangan bagi kita untuk mengurangi impor kedelai dengan salah satunya program Perluasan Areal Tanam kedelai di Majalengka ini,” ujarnya Kamis (4/5).
Dijelaskan Arif, dalam jangka panjang selain swasembada pangan di tahun 2020, Kementan juga ingin kembali mengulang kejayaan bangsa Indonesia pada tahun 1992 dengan mengekspor kedelai ke bebarapa negara.
“Perluasan areal ini, secara nasional 210 ribu hektar, dan untuk di Jawa Barat yang di dalamnya Majalengka kami menargetkan seluas 14 ribu hektar dengan dukungan produksi, benih bersubsidi dan penangkaran benih kedelai,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat Banten Ir Andi Purwadi MM mengatakan, di Jawa Barat dan Banten lahan Perhutani yang akan ditanami kedelai serentak di lahan seluas 16.214 hektar. Untuk memulai menanam kedelai, lanjut dia, bisa mengawali musim sekarang di Mei-Juni dengan harapan bisa berhasil hingga panen.
“Dari luas lahan tersebut, tersebar di 22 Kabupaten Kota, 95 Kecamatan serta 186 desa atau 187 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang didalamnya terdapat 416 Pokja. Petani bisa menanam dalam skala ekonomi yaitu minimal 1 hektare,” ungkapnya.
Dalam acara Sarasehan dan Temu Wicara Perluasan Area Tanam Kedelai dan Tanam Perdana di Petak 41 RPH Sahbandar BKPH Cibenda KPH Majalengka, Desa Sahbandar, Kecamatan Kertajati tersebut, Bupati Majalengka H Sutrisno juga mengatakan, dipilihnya Kabupaten Majalengka oleh Kementan untuk perluasan lahan penanaman kedelai ini, menurutnya adalah pilihan yang sangat tepat.
Sebab Majalengka memiliki tiga iklim yaitu iklim panas di wilayah utara, sedang di wilayah tengah, serta iklim dingin di wilayah selatan khususnya daerah pegunungan seperti di Argapura. Selain itu, kandungan unsur hara yang membuat tanahnya menjadi subur.
Menurut Sutrisno, program ini merupakan program secara masif yang dilakukan oleh kementan dari hulu mulai hilir. Bupati juga sudah mengikuti telekonfren yang diadakan oleh kapolri yang dihadiri dengan menteri pertanian.
Hasilnya bahwa tanaman pangan strategis di daerah Majalengka, yaitu padi, jagung, dan kedelai (Pajale). Kedepan, produk pertanian tersebut ditargetkan tidak hanya memenuhi kebutuhan nasional, tetapi juga akan mengekspor.
“Semoga produksi kedelai di kita bisa mencontoh seperti di Jawa Timur. Tanam apa pun pasti jadi dan rakyat pun piawai bertani, terimakasih kepada Perum Perhutani Divisi Regional Jabar dan Banten yang telah menyediakan lahan dan tolong manfaatkan dengan baik,” ujarnya.(hsn)