Bantah Bypassa, Ngaku Lebih Semangat Usai Direkom Golkar Jabar
KESAMBI – Nama Effendi Edo tiba-tiba melejit. Tak disangka, ia masuk tiga besar daftar figur terpopuler versi lembaga survei yang ditunjuk DPD Partai Golkar Jawa Barat. Bahkan, adik dari mantan Walikota Cirebon, Drs Ano Sutrisno MM (alm) itu dikabarkan telah diusulkan DPD Partai Golkar Jabar ke DPP Partai Golkar untuk mendapat rekomendasi calon walikota Cirebon.
Saat ditemui di posko pemenangannya, pria yang akrab disapa Mang Endi itu mengaku terkejut ketika mendapati informasi dirinya muncul dalam nominasi bakal calon walikota dari Partai Golkar pada saat Rapimda DPD Partai Golkar Jabar beberapa hari lalu.
“Hasil rapimda itu saya tidak tahu. Justru saya tahu dari orang lain. Tapi yang pasti, dengan amanah ini (usulan rekomendasi dari DPD Partai Golkar Jabar, red) saya terlecut untuk lebih bersemangat lagi,” ungkap Mang Endi, Minggu (30/4) malam.
Ia membantah, tudingan sejumlah pihak bahwa dirinya melakukan bypass atau nyelonong ke DPD Partai Golkar Jabar maupun DPP. Mang Endi mengaku, sejauh ini dirinya hanya fokus turun ke masyarakat. Diklaimnya, sudah semua kelurahan “dijajahnya”.
“Saya sudah turun dari Desember 2015, di 5 kecamatan, 22 kelurahan dan 247 RW. Jadi, tidak ada bypass ke atas. Karena saya juga masih punya etika. Saya memperkuat jaringan di bawah dulu. Belum berani ke partai. Makanya kaget ketika muncul nama saya (di rapimda Golkar Jabar),” kata PNS aktif di Dinas Perhubungan Provinsi Jabar itu.
Mang Endi menambahkan, tak lama setelah Rapimda DPD Partai Golkar Jabar selesai, dirinya diundang ke sana. Di Beringin Jabar, Mang Endi bertemu dengan Sekretaris DPD Partai Golkar Jabar, Ade Barkah. “Sehari setelah rapimda saya diundang ke sana dan bertemu Kang Ade Barkah,” katanya.
Selain itu, Mang Endi juga meyakini, hasil survei yang dirilis Instrat adalah hasil yang objektif. Partai Golkar, kata dia, pastinya menginginkan kemenangan di pilkada serentak 2018 mendatang. Sehingga, pastinya mencari figur yang berpeluang menang.
“Saya yakin penilaiannya objektif. Tidak mungkin Partai Golkar asal memunculkan nama. Pasti berdasarkan hasil survei yang objektif,” kata pria berusia 51 tahun itu. Mang Endi sendiri sejauh ini turun ke masyarakat bersama Relawan Pro Perubahan, mesin pemenangan yang sama saat Ano Sutrisno (alm) dan Nasrudin Azis tarung di Pilwalkot 2013 lalu.
Hal senada disampaikan Ketua Relawan Pro Perubahan, Rudi Nurohman. Ia mengaku, munculnya nama Mang Endi di deretan atas figur terpopuler versi lembaga survei yang digunakan DPD Partai Golkar Jabar, hingga usulan rekomendasi untuk Mang Endi, berada di luar kendali pihaknya.
“Proses itu di luar kendali kita. Yang menjalankan proses itu di Golkar Jabar. Yang pasti bagi kita sebuah berkah. Tapi amanah juga tantangan bagi kita,” ungkap Rudi.
Ia menambahkan, kepercayaan yang diberikan DPD Partai Golkar Jabar kepada Mang Endi harus dijawab dengan upaya sungguh-sungguh untuk terus menaikan popularitas dan elektabilitas Mang Endi. “Terutama untuk menopang pemenangan Partai Golkar di pilgub,” katanya.
Rudi juga menepis tudingan beberapa pihak, bahwa Mang Endi melakukan bypass untuk bisa mengantongi rekomendasi dari Partai Golkar. “Tidak ada bypass ke DPP maupun Golkar Jabar. Kita hanya membangun jaringan untuk tingkat kota saja. Silakan telusuri sendiri kalau kita lakukan bypass,” tuturnya.
Pada prinsipnya, kata Rudi, ikhtiar politik yang dilakukan Mang Endi dan Relawan Pro Perubahan didasarkan pada dua niat, yakni mewujudkan perubahan Kota Cirebon ke arah lebih baik dan menciptakan kebersamaan, bukan pertentangan. “Dua alasan itu kenapa kita ingin Mang Endi maju,” katanya. (jri)