CIREBON - Ribuan siswa SD mengikuti sikat gigi massal di Puskesmas Cangkol, Kecamatan Lemahwungkuk, Jumat (28/4). Sikat gigi secara serentak itu dilakukan sebagai upaya menuju bebas karies pada 2030. Salah satu dasarnya ialah dengan menyikat gigi dengan baik dan benar.
Kepala Puskesmas Cangkol, Elin Cahyawati mengatakan, ada 1.125 siswa yang mengikuti kegiatan tersebut berasal dari SDN Cangkol 1, 2 dan 3, SDN Pengampon 1, 2 dan 3 serta SD Sariputra.
Menurutnya, sikat gigi bersama itu merupakan wujud nyata sinergitas bidang kesehatan dan pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Cangkol.
\"Penumpukan sisa makanan pada gigi bisa menyebabkan gigi berlubang dan bisa menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit bisa mengganggu proses belajar anak-anak dan mengurangi nafsu makan. Ini bisa menghambat dan mengganggu proses pertumbuhan akibat kurang pemasukan gizi seimbang untuk tubuh anak,\" katanya.
Ia mengatakan, sikat gigi bersama pelajar Sekolah Dasar tersebut dilakukan untuk meningkatkan kesadaran sejak dini. Menurutnya, sikat gigi massal tersebut dapat membangun kesadaran murid Sekolah Dasar sejak dini. Sebab, hal itu penting dilakukan agar pelajar memahami cara memelihara kesehatan gigi dan mulutnya. Dengan cara, kata dia, menyikat gigi yang baik dan benar setiap hari.
\"Berdasarkan riset, perilaku masyarakat dalam menyikat gigi yang benar setelah makan pagi dan sebelum tidur malam hanya 2,3 persen. Sehingga, masih perlu terus disosialisasikan cara menyikat dengan baik dan benar kepada masyarakat khususnya murid SD,\" papar dia.
Dr Hj Srilaelan Erwani selaku Kabid Kesga yang mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi dengan kampanye sikat gigi masal yang dilakukan serentak ini. Menurutnya, perlu ditularkan untuk daerah lain. “Kami sangat mengapresiasi, bahkan program ini sangat menginspirasi dan pantasu untuk disebarkan untuk siswa lainnya,” terangnya.
Hal senada disampaikan Promkes Puskesmas Cangkol Wajidun berharap kegiatan promotif dan preventif seperti ini bisa membangun kesadaran pelajar sejak dini.
Apalagi menurutnya, karies gigi atau keropos, dikalangan anak-anak masih sangat tinggi. “Mudah-mudahan kegiatan yang membangun dan memberi motivasi anak-anak untuk menuju Indonesia sehat seperti ini bisa berkelanjutan, selain itu mendapat dukungan bagi dari segi pendidikan maupun kesehatan,” pungkasnya. (zen)