NASI merupakan sumber karbohidrat utama bagi kebanyakan masyarakat Indonesia. Bagi orang Indonesia, belum makan kalau belum ketemu. Slogan legendaris itu nyatanya tidak selamanya baik.
Pasalnya, konsumsi nasi secara terus menerus dapat berdampak pada munculnya gangguan kesehatan seperti diabetes. Untuk itu, Maharani Dewi menyarankan agar masyarakat melakukan subtitusi pangan.
Kepala DPPKP Kota Cirebon itu menyebut, selain nasi, jagung, ubi, dan kentang juga merupakan sumber karbohidrat alternatif. Bahkan diklaim lebih sehat.
“B2SA itu beragam bergizi seimbang dan aman. Makan itu tidak hanya nasi aja, kita bisa makan ubi kita bisa makan jagung dan sebagainya, yang beragam,” ungkapnya kepada Rakyat Cirebon, kemarin.
Pola konsumsi dengan memperhatikan B2SA, jelas Maharani akan membuat kebutuhan nutrisi bagi tubuh terpenuhi lebih maksimal. Pasalnya, nutrisi dicerna tubuh sebaiknya bersumber dari berbagai jenis makanan.
“Pangan aja, kalau beragam itu macam-macam ada beberapa jenis. Kalau bergizi itu mengandung karbohidrat, protein dan lemak,” sambungya.
Lebih lagi, pola konsumsi B2SA akan lebih bermanfaat bagi tubuh jika dilakukan sesuai kebutuhan. Mengingat, kebutuhan nutrisi tiap orang tidak selalu sama.
Dari pantauannya, pola B2SA saat ini sudah mulai diterapkan masyarakat Kota Cirebon. Hanya saja, peresebarannya belum merata karena terbatasnya akses untuk memperoleh bahan makanan di beberapa tempat.
“Kalau B2SA (di Kota Cirebon, red) itu sudah semua menerapkan seperti itu, kadang kala untuk mengukur nutrisi kalau namanya masyarakat , terutama di pinggiran, itu hanya membutuhkan sedikit saja yang diperoleh,” pungkasnya. (wan)