SUDAH punya empat istri, tetapi lelaki asal Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka ini masih doyan menggoda perempuan lain. Rupanya “beliyo” tidak pernah puas.
Tono (50), bukan nama sebenarnya,- sebetulnya tidak punya penghasilan tetap. Hidupnya pun pas-pasan. Sehari-harinya, Tono memberikan terapi rohani atau ceramah keliling kampung. Penghasilan dari terapi itulah, yang digunakan Tono untuk menafkahi istrinya. Eh salah, istri-istrinya, yang berjumlah 4 orang.
Entahlah, rejeki memang tidak pernah tertukar. Tono selalu bisa menafkahi para istrinya. Ini yang kemudian sering menjadi gunjingan para suami di desanya. “Duuh… enak ya menjadi Tono,” kata salah satu suami, yang tidak mau disebutkan namanya.
Ups, ada satu lagi “kehebatan” Tono. Ternyata “beliyo” mampu mendamaikan keempat istrinya untuk tinggal dalam satu rumah. Mungkin terinspirasi program “pelayanan satu atap”.
Sebagai terapis, dan mempunyai empat istri, sebetulnya membuat Tono cukup dihormati. Bagaimanapun, Tono dianggap orang alim, yang bisa menasehati orang dari berbuat kejahatan menjadi berbuat kebaikan.
Tetapi yang menjadi masalahnya adalah, tabiat Tono yang tidak juga berubah. Orang Sumberjaya bilang Tono merupakan tipe pria “bokser”; lihat bokong langsung seerr. Tono tidak pernah puas dengan satu, dua, tiga, bahkan empat istri. Sampai-sampai, istri orang juga dia goda. Duuh…, Tono Tono…
Awalnya ulah mesuk Tono tidak terungkap. Aksinya selalu berjalan mulus. Imej sebagai penceramah bisa menutupi kebiasaan buruknya. Tetapi sepandai-pandainya memendam bangkai, akan tercium juga baunya.
Saat itu Tono meminta izin kepada Tini istri pertamanya untuk memberikan terapi kepada jamaahnya yang ada di salah satu desa di Kecamatan Leuwimunding. Tini yang tidak curiga akhirnya memberikan izin kepada Tono. Apalagi setiap harinya Tono memang kerap berkeliling kampung untuk memberikan wejangan dan terapi rohani.
Dengan bersiul gembira dan memakai parfum murahan, Tono pun meluncur ke desa tersebut. Diam-diam ia masuk ke rumah Tina, bukan nama sebenarnya, yang saat itu tengah sendirian, karena suaminya tengah ke luar kota.
Rayuan maut pun mulai dilancarkan Tono. Jurus-jurus jitu penakluk mulai dikeluarkan. Awalnya Tina mampu menangkis semua jurus maupun rayuan gombal Tono. Namun, Tono rupanya benar-benar pemain, Tina pun luluh juga. Tidak tahan dengan rayuan mautnya.
Celaka dua belas, saat ia tengah berduaan dengan Tina di dalam kamar, tanpa sepengetahuan keduanya, sang suami Toni tiba tiba datang dan langsung masuk rumah. Begitu membuka pintu kamar Toni kaget melihat Tono dan Tina istrinya tengah berada di dalam satu kamar.
Mengetahui hal itu Tono langsung kabur kembali ke desanya dan bersembunyi. Toni yang sudah emosi tidak membiarkan Tono lari begitu saja. Ditemani puluhan warga, termasuk Ormas, dan perangkat desa, Toni pun langsung mengepung rumah Tono, dan ingin memberikan pelajaran.
“Ya memang kami kaget saat kedatangan puluhan warga dan perangkat desa lain yang menayakan keberadaan Tono. Bahkan warga saat itu tidak hanya berkumpul di kantor desa saja, melainkan sebagian sudah mengepung rumah Tono. Tapi alhamdulilah masa bisa dikendalikan setelah kami berkoordinasi dengan pihak Polsek Sumberjaya.” Kata Karyono, salah satu aparat desa.
Tono yang dikenal jago di atas ranjang, namun saat rumahnya sudah dikepung warga ternyata ia memilih sembunyi di bawah ranjang. Massa yang kesal akhirnya warga kembali menggedor pintu rumahnya dan berhasil menyeret Tono keluar dari persembunyianya.
Saat Tono keluar rumah puluhan warga nyaris saja menghakiminya. Beruntung pihak pemerintah desa dan kepolisian berhasil mencegahnya. Di hadapan mereka akhirnya Tono mengakui perbuatanya.
Warga semakin geram, pasalnya beberapa bulan lalu Tono juga tertangkap basah berduaan dengan istri orang di desanya. Bahkan ia sudah membuat pernyataan siap diusir jika mengulangi perbuatanya.
Akhirnya selain harus menanggung malu, dan siap-siap nginap di dalam jeruji besi, Tono harus berpikir untuk mencari tempat tinggal lain, setelah keluar dari penjara. Sebab warga sudah tidak sudi lagi menerima kehadirannya, begitu juga dengan empat istrinya. Tamatlah riwayatnya. (pai)