Puskesmas Plumbon Kabupaten Cirebon Sediakan Sistem Skrining
PLUMBON - Klinik penanggulangan penyakit infeksi menular seksual (IMS) puskesmas Plumbon, Kabupaten Cirebon menyediakan sistem skrining yang menggunakan Inspeksi Visual Asam Aseta (IVA) tes. Alat tersebut untuk mendeteksi kanker serviks bagi ibu hamil serta populasi kunci.
Penanggung Jawab Unit IMS Puskesmas Plumbon, Eri Lestari mengatakan, berdasarkan data WHO pada 2014 menyatakan terdapat lebih dari 92 ribu kasus kematian pada penduduk wanita akibat penyakit kanker.
“Sebesar 10,3 persennya merupakan jumlah kematian akibat kanker serviks. Sedangkan jumlah kasus baru kanker serviks berjumlah hampir 21 ribu,” ungkapnya.
Sejak tahun 2000 hingga tahun 2012, kata dia, semakin muda usia wanita yang terserang kanker serviks. Yaitu kisaran usia 21-22 tahun di tahun 2000 dan mencapai usia di bawah 20 tahun pada tahun 2012.
“Penelitian WHO menyingkapkan kurangnya tindakan skrining penyakit kanker di Indonesia. Khususnya untuk skrining kanker serviks yaitu sitologi serviks dan ulasan asam asetat, secara umum belum tersedia di pusat kesehatan primer pada tahun 2014 lalu,” jelasnya.
Dikatakanya, hal tersebut mempengeruhi pada jumlah kematian kanker serviks di Indonesia yang tergolong tinggi karena sebagian besar disebabkan oleh keterlambatan dalam diagnosis.
Biasanya, kata dia, kanker sudah menyebar ke organ lain di dalam tubuh ketika seseorang memeriksakan kondisinya. Inilah penyebab pengobatan yang dilakukan menjadi semakin sulit.
Namun, jelas Eri, sejak 2016 lalu, unit IMS Puskesmas Plumbon, Kabupaten Cirebon sudah memiliki system skrining tes (inspeksi visual asam aseta) untuk mendeteksi sejak dini penyakit kanker serviks.
“IMS puskesmas Plumbon menyedikan sistem IVA tes. Dimana sistem ini bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit kanker serviks. Jadi, ketika ada pasien ibu hamil atau yang lainya periksa ke IMS, kami sekalian lakukan pemerikasaan penyakit kanker serviksnya juga,” jelasnya.
Dikatakan Eri, memang tidak semua IMS yang ada di Kabupaten Cirebon memiliki sistem ini. Oleh karenanya tidak sedikit puskesmas yang mendapatkan kasus kanker servik di rujuk ke IMS ini.
Selian itu, pihaknya juga selalu memeriksakan pasien yang berobat ke IMS-nya untuk dilakukan skrining.
“Dengan begitu diharapkan bisa mengurangi resiko dari terlembatnya dinagnosa dari pihak kesehatan tentang kanker serviks. Karena penyakit ini susah di temukan gejalanya,” bebernya.
Eri juga mengimbau, kepada seluruh masyarakat Kabupaten Cirebon, khususnya Kecamatan Plumbon jika merasa ada sesuatu gejala yang mengidetifikasikan terkena kanker serviks segeralah dilakukan pemeriksaan.
“Kalau bisa tidak hanya menunggu ada gejala, pemeriksaan harus dilakukan untuk mencegah terjadinya penangan lambat akibat penyakit yang sangat berbahaya ini,” tandasnya. (dym/mgg)
PLUMBON - Klinik penanggulangan penyakit infeksi menular seksual (IMS) puskesmas Plumbon, Kabupaten Cirebon menyediakan sistem skrining yang menggunakan Inspeksi Visual Asam Aseta (IVA) tes. Alat tersebut untuk mendeteksi kanker serviks bagi ibu hamil serta populasi kunci.
Penanggung Jawab Unit IMS Puskesmas Plumbon, Eri Lestari mengatakan, berdasarkan data WHO pada 2014 menyatakan terdapat lebih dari 92 ribu kasus kematian pada penduduk wanita akibat penyakit kanker.
“Sebesar 10,3 persennya merupakan jumlah kematian akibat kanker serviks. Sedangkan jumlah kasus baru kanker serviks berjumlah hampir 21 ribu,” ungkapnya.
Sejak tahun 2000 hingga tahun 2012, kata dia, semakin muda usia wanita yang terserang kanker serviks. Yaitu kisaran usia 21-22 tahun di tahun 2000 dan mencapai usia di bawah 20 tahun pada tahun 2012.
“Penelitian WHO menyingkapkan kurangnya tindakan skrining penyakit kanker di Indonesia. Khususnya untuk skrining kanker serviks yaitu sitologi serviks dan ulasan asam asetat, secara umum belum tersedia di pusat kesehatan primer pada tahun 2014 lalu,” jelasnya.
Dikatakanya, hal tersebut mempengeruhi pada jumlah kematian kanker serviks di Indonesia yang tergolong tinggi karena sebagian besar disebabkan oleh keterlambatan dalam diagnosis.
Biasanya, kata dia, kanker sudah menyebar ke organ lain di dalam tubuh ketika seseorang memeriksakan kondisinya. Inilah penyebab pengobatan yang dilakukan menjadi semakin sulit.
Namun, jelas Eri, sejak 2016 lalu, unit IMS Puskesmas Plumbon, Kabupaten Cirebon sudah memiliki system skrining tes (inspeksi visual asam aseta) untuk mendeteksi sejak dini penyakit kanker serviks.
“IMS puskesmas Plumbon menyedikan sistem IVA tes. Dimana sistem ini bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit kanker serviks. Jadi, ketika ada pasien ibu hamil atau yang lainya periksa ke IMS, kami sekalian lakukan pemerikasaan penyakit kanker serviksnya juga,” jelasnya.
Dikatakan Eri, memang tidak semua IMS yang ada di Kabupaten Cirebon memiliki sistem ini. Oleh karenanya tidak sedikit puskesmas yang mendapatkan kasus kanker servik di rujuk ke IMS ini.
Selian itu, pihaknya juga selalu memeriksakan pasien yang berobat ke IMS-nya untuk dilakukan skrining.
“Dengan begitu diharapkan bisa mengurangi resiko dari terlembatnya dinagnosa dari pihak kesehatan tentang kanker serviks. Karena penyakit ini susah di temukan gejalanya,” bebernya.
Eri juga mengimbau, kepada seluruh masyarakat Kabupaten Cirebon, khususnya Kecamatan Plumbon jika merasa ada sesuatu gejala yang mengidetifikasikan terkena kanker serviks segeralah dilakukan pemeriksaan.
“Kalau bisa tidak hanya menunggu ada gejala, pemeriksaan harus dilakukan untuk mencegah terjadinya penangan lambat akibat penyakit yang sangat berbahaya ini,” tandasnya. (dym/mgg)