Drum Bekas Dijual Hingga ke Mancanegara

Kamis 26-01-2017,23:00 WIB

Dibentuk jadi Furniture yang Bernilai Seni dan Ekonomis

CIREBON – Berawal dari iseng, dua orang  pemuda di Cirebon berhasil membuat  inovasi dari bahan drum bekas menjadi furniture bernilai ekonomi tinggi. Drum bekas yang didapatkan dari sejumlah perusahaan disulap menjadi kursi, sofa hingga kandang  hewan peliharaan.
Furniture drum bekas. Foto: Suwandi/Rakyat Cirebon 

Ialah  Febriyanto Sompie dan   Naufal Simanjuntak, dua orang yang sebelumnya punya pekerjaan tetap masing-masing, memutuskan untuk mundur dari perusahaan dan memulai bisnis drum bekas.

Dari iseng-iseng mengolah drum bekas milik salah seorang  teman, dua orang ini berinovasi membuatnya menjadi kursi drum. Setelah jadi, tak disangka, mendapat respon yang positif dari orang sekitar, bahkan ada yang berani bayar dengan harga lumayan.

“Awanya iseng lagi pegang gerinda, terus  tidak sengaja ada tong dari perajin rotan, dibuat jadi kursi kemudian banyak yang nanya. Sofa awal yang dibikin dibeli sama orang Jakarta, nyari yang ready stok katanya,” ungkapnya  Naufal, kepada Rakcer, kemarin.

Dari situ, kata dia, motivasi semakin tinggi  untuk memproduksi lebih banyak furniture dari drum. Kini keduanya sudah punya Galeri Umah Tong sebagai markas produksi sekaligus brand furniture dari drum bekas buatannya.

Ia mengungkapkan, selain ramah lingkungan karena mendaur ulang bahan bekas, tak disangka, furniture dari drum bekas  memiliki prospek bisnis yang menjanjikan. Keunggulanya, lebih awet dan tahan lama.

Selain itu, kata dia, keunikan lainnya ialah bentuk drum yang tidak dihilangkan. Meski diolah menjadi banyak jenis furniture, bentuk drum masih jelas terlihat. Hal inilah yang membuat  furniture drum bekas banyak diminati pasar.

“Modelnya sudah banyak dibuat kursi, sofa, meja, kandang anjing, kandang kucing, tempat bakar ikan, westafel, lemari, rak buku. Semuanya dikerjakan sesuai dengan pemesanan,” tutur Naufal.

Senada dengan Naufal, Febriyanto Sompie menjelaskan, dari segi bisnis, furniture drum bekas terbilang menjanjikan. Saat ini kebanyakan permintaan berasal dari kafe-kafe yang ingin dekorasinya berbeda dari tempat lain.

Febri menjelaskan, selain membidik pasar Cirebon, juga luar daerah dan lintas  pulau. Beberapa daerah di Pulau Sumatera hingga Bali  pernah dikirimi furniture drum bekas buatannya.

Bahkan, permintaan dari ke mancanegara pun sudah  mulai dilayaninya. “Sebagian besar konsumen berasal dari Jabotabek,” jelasnya.

Soal harga, kata dia, produk furniture drum bekas buatan Galeri Umah Tong dijual mulai dari Rp350 ribu hingga Rp2 juta. Soal keawetan, tidak diragukan lagi.

Bahan utama drum bekas dengan ketebalan 0.8 mm  berpadu dengan  bahan baku lainnya yang juga berkualitas tinggi terbukti awet dan  tahan lama dibanding produk furniture berbahan dasar kayu atau kain.

Saking uniknya, dalam berbagai kesempatan  furniture drum bekas dari Galeri Umah Tong kerap diikutkan untuk mengisi pameran, festival dan bazaar UMKM kebanggaan Cirebon.

Ke depan, keduanya ingin mengembangkan mobil drum yang digerakan mesin motor. Tujuannya, agar wisatawan yang berkunjung ke Galeri Umah Tong bisa merasakan manfaat dari  olahan barang bekas.

“Selain itu, kami juga berharap produk bisa diterima  pasar ekspor. Karena di luar negeri juga sudah banyak permintaan,” tutup Febri. (wan/mgg)

Tags :
Kategori :

Terkait