Masyarakat Kepuh Nilai Banyak Pengaruh Negatifnya
SUMBER – Rencana pemerintah Kabupaten Cirebon membuka kembali tempat pembuangan akhir (TPA) Gunung Santri gagal, pasalnya masyarakat Desa Kepuh Kecamatan Palimanan ngotot agar TPA tidak difungsikan kembali. Upaya musyawarah sudah di tempuh oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bersama masyarakat Desa Kepuh dan unsur Muspika Paliaman pada Sabtu (21/1) lalu.
Meski pemerintah daerah menawarkan berbagai komitmen, masyarakat tetap ngotot menolak dibukanya TPA Gunung Santri. Salah satu warga Desa Kepuh, Taufik menyampaikan, sejak difungsikannya TPA pada 1987 hingga 2015 lalu masyarakat lebih banyak merasakan tidak enak dibanding enaknya.
“Sudah 28 tahun TPA ini dipakai untuk pembuangan sampah dari berbagai daerah di Kabupaten Cirebon. Namun tidak ada perhatian pemerintah terhadap masyarakat. Selama satu tahun ditutup masyarakat merasa nyaman, tidak ada bau, lalat, nyamuk dan asap. Intinya kami tetap akan menolak dibukanya TPA,”tegasnya saat dikonfirmasi usai audiensi.
Keberadaan TPA disana, sambungnya sudah merusak ekosistem sekitar. Buktinya salah satu warga pemilik kebun mangga di dekat lokasi TPA merasa terganggu karena air sungai di dekat kebunnya berwarna merah dan bau. Diduga akibat tercemar dari tumpukan sampah di TPA Gunung Santri.
“Kita ini ingin nyaman, apalagi selama ini apa sih yang diberikan pemerintah kepada masyarakat, tidak ada. Untuk itu harapan kami apabila masyarakat sudah menolak dengan tidak difungsikan lagi TPA ini tolong kepada pemerintah daerah jangan mengucilkan masyarakat sini,\" tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon, Hermawan meminta keihklasan masyarakat Desa Kepuh untuk membuka kembali TPA tersebut, pasalnya tidak ada lagi TPA untuk membuang sampah yang ada di Kabupaten Cirebon. Mengingat tempat pembuangan di Ciledug tidak memungkinkan lagi.
\"Saya sudah langsung komunikasi dengan Bupati Cirebon kaitannya dengan keinginan masyarakat sekitar Gunung Santri ini, mulai dari infrastruktur akan kita prioritaskan dan kalau tidak direalisasikan lagi silahkan bapak tutup kembali,\" kata Hermawan dihadapan masayatakat Desa Kepuh.
Masih disampaikan, tumpukan sampah di tiap TPS harus segera di buang agar tidak menggunung. Sementara itu hingga saat ini TPA yang diandalkan Gunung Santri, jika masyarakat menolak maka sampah akan dibuang kemana?.
\"Kalau seandainya dibuka kembali kita akan datangkan mesin incinerator yang bertujuan untuk mengurangi penumpukan sampah. Karena langsung di dibakar dengan menggunakan mesin itu. Kaitan untuk limbahnya mari kita buktikan dengan uji laboratorium,” sambungnya.
Lantaran belum menemui solusi kaitan dengan rencana pembukaan TPA Gunung Santri, DLH akan terus melakukan pendekatan terhadap warga. (ari)
SUMBER – Rencana pemerintah Kabupaten Cirebon membuka kembali tempat pembuangan akhir (TPA) Gunung Santri gagal, pasalnya masyarakat Desa Kepuh Kecamatan Palimanan ngotot agar TPA tidak difungsikan kembali. Upaya musyawarah sudah di tempuh oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bersama masyarakat Desa Kepuh dan unsur Muspika Paliaman pada Sabtu (21/1) lalu.
Meski pemerintah daerah menawarkan berbagai komitmen, masyarakat tetap ngotot menolak dibukanya TPA Gunung Santri. Salah satu warga Desa Kepuh, Taufik menyampaikan, sejak difungsikannya TPA pada 1987 hingga 2015 lalu masyarakat lebih banyak merasakan tidak enak dibanding enaknya.
“Sudah 28 tahun TPA ini dipakai untuk pembuangan sampah dari berbagai daerah di Kabupaten Cirebon. Namun tidak ada perhatian pemerintah terhadap masyarakat. Selama satu tahun ditutup masyarakat merasa nyaman, tidak ada bau, lalat, nyamuk dan asap. Intinya kami tetap akan menolak dibukanya TPA,”tegasnya saat dikonfirmasi usai audiensi.
Keberadaan TPA disana, sambungnya sudah merusak ekosistem sekitar. Buktinya salah satu warga pemilik kebun mangga di dekat lokasi TPA merasa terganggu karena air sungai di dekat kebunnya berwarna merah dan bau. Diduga akibat tercemar dari tumpukan sampah di TPA Gunung Santri.
“Kita ini ingin nyaman, apalagi selama ini apa sih yang diberikan pemerintah kepada masyarakat, tidak ada. Untuk itu harapan kami apabila masyarakat sudah menolak dengan tidak difungsikan lagi TPA ini tolong kepada pemerintah daerah jangan mengucilkan masyarakat sini,\" tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon, Hermawan meminta keihklasan masyarakat Desa Kepuh untuk membuka kembali TPA tersebut, pasalnya tidak ada lagi TPA untuk membuang sampah yang ada di Kabupaten Cirebon. Mengingat tempat pembuangan di Ciledug tidak memungkinkan lagi.
\"Saya sudah langsung komunikasi dengan Bupati Cirebon kaitannya dengan keinginan masyarakat sekitar Gunung Santri ini, mulai dari infrastruktur akan kita prioritaskan dan kalau tidak direalisasikan lagi silahkan bapak tutup kembali,\" kata Hermawan dihadapan masayatakat Desa Kepuh.
Masih disampaikan, tumpukan sampah di tiap TPS harus segera di buang agar tidak menggunung. Sementara itu hingga saat ini TPA yang diandalkan Gunung Santri, jika masyarakat menolak maka sampah akan dibuang kemana?.
\"Kalau seandainya dibuka kembali kita akan datangkan mesin incinerator yang bertujuan untuk mengurangi penumpukan sampah. Karena langsung di dibakar dengan menggunakan mesin itu. Kaitan untuk limbahnya mari kita buktikan dengan uji laboratorium,” sambungnya.
Lantaran belum menemui solusi kaitan dengan rencana pembukaan TPA Gunung Santri, DLH akan terus melakukan pendekatan terhadap warga. (ari)