Sebulan Omzetnya Tembus Rp50 Juta
KEJAKSAN – Bisnis souvenir pernikahan kini semakin menjanjikan. Selain pangsa pasarnya tidak pernah redup, bisnis souvenir pernikahan juga lebih prospektif untuk bisnis jangka panjang. Pasalnya, souvenir yang dijadikan bahan baku lebih awet dan tahan lama. Sehingga, saat pesanan sepi sekalipun produk yang dijual tidak rusak atau mengalai penurunan kualitas. Salah satu pengusaha di bisnis ini, Syamsu Ali menjelaksan, memulai bisnisnya pada tahun 2011 lalu hingga kini pasar Ciayumajakuning sudah berhasil dirambahnya.
Bahkan, melalui Toko Manten miliknya, Ali juga kerap kali melayani pembelian antar pulau. “Saya tahun 2011 mulai. Karena kebutuhan souvenir pernikahan itu nggak pernah habis, selagi ada orang yang nikah,” ungkapnya kepada Rakcer, kemarin.
Tak kurang dari 50 jenis souvenir tersedia di Toko Manten miliknya. Calon pengantin yang ingin memesan souvenir bisa memilih jenis souvenir yang disukai. “Souvenir pernikahan meliuti gantungan kunci, bross, kaca, piring, mangkuk, tempat tisu dan lainnya,” katanya.
Dari kesemuanya, Ali menjelaskan salah satu yang paling banyak diminati untuk dijadikan souvenir antara lain gelas, kipas, cermin, dan sendok. Dijual mulai Rp2ribu sampai Rp4 ribu per itemnya, souvenir perabot rumah tangga mendominasi permintaan.
Soal harga, Ali menjelaskan, harga souvenir di tempatnya bekerja dijual dalam bentuk paket khususnya. Misalnya untuk pemesanan souvenir dipatok minimal 200 souvenir.
“Minimal pesenan minimal 200. Kalau pengen yang sudah ada di sini langsung bawa isinya ada yang 50 sampai 100 pcs juga bisa tapi rata-rata pada pesan 500 pcs,” jelasnya.
Selain dipasarkan di toko, Ali juga menerima pemesanan melalui online. Tak tanggung-tanggung, pemesannya ada juga yang datang dari luar pulau seperti Kalimantan dan Sumatera.
Sementara untuk pasar darat, wilayah Jawa Tengah seperti Tegal, Brebes dan Purwokerto juga sudah berhasil dijamahnya. “Konsumennya Ciayumajakuning, Brebes, Tegal, Purwokerto. Kalau online sudah ke Kalimantan, Sumatera kita kirim pakai ekspedisi,” tutur Ali.
Dari bisnisnya itu, dalam sebulan omset bisnisnya bisa mencapai Rp50 juta. Sementara, untuk kebutuhan bahan baku souvenir sendiri Ali biasanya memasok dari kota-kota besar di Jakarta dan Yogyakarta. (wan/mgg)
KEJAKSAN – Bisnis souvenir pernikahan kini semakin menjanjikan. Selain pangsa pasarnya tidak pernah redup, bisnis souvenir pernikahan juga lebih prospektif untuk bisnis jangka panjang. Pasalnya, souvenir yang dijadikan bahan baku lebih awet dan tahan lama. Sehingga, saat pesanan sepi sekalipun produk yang dijual tidak rusak atau mengalai penurunan kualitas. Salah satu pengusaha di bisnis ini, Syamsu Ali menjelaksan, memulai bisnisnya pada tahun 2011 lalu hingga kini pasar Ciayumajakuning sudah berhasil dirambahnya.
Bahkan, melalui Toko Manten miliknya, Ali juga kerap kali melayani pembelian antar pulau. “Saya tahun 2011 mulai. Karena kebutuhan souvenir pernikahan itu nggak pernah habis, selagi ada orang yang nikah,” ungkapnya kepada Rakcer, kemarin.
Tak kurang dari 50 jenis souvenir tersedia di Toko Manten miliknya. Calon pengantin yang ingin memesan souvenir bisa memilih jenis souvenir yang disukai. “Souvenir pernikahan meliuti gantungan kunci, bross, kaca, piring, mangkuk, tempat tisu dan lainnya,” katanya.
Dari kesemuanya, Ali menjelaskan salah satu yang paling banyak diminati untuk dijadikan souvenir antara lain gelas, kipas, cermin, dan sendok. Dijual mulai Rp2ribu sampai Rp4 ribu per itemnya, souvenir perabot rumah tangga mendominasi permintaan.
Soal harga, Ali menjelaskan, harga souvenir di tempatnya bekerja dijual dalam bentuk paket khususnya. Misalnya untuk pemesanan souvenir dipatok minimal 200 souvenir.
“Minimal pesenan minimal 200. Kalau pengen yang sudah ada di sini langsung bawa isinya ada yang 50 sampai 100 pcs juga bisa tapi rata-rata pada pesan 500 pcs,” jelasnya.
Selain dipasarkan di toko, Ali juga menerima pemesanan melalui online. Tak tanggung-tanggung, pemesannya ada juga yang datang dari luar pulau seperti Kalimantan dan Sumatera.
Sementara untuk pasar darat, wilayah Jawa Tengah seperti Tegal, Brebes dan Purwokerto juga sudah berhasil dijamahnya. “Konsumennya Ciayumajakuning, Brebes, Tegal, Purwokerto. Kalau online sudah ke Kalimantan, Sumatera kita kirim pakai ekspedisi,” tutur Ali.
Dari bisnisnya itu, dalam sebulan omset bisnisnya bisa mencapai Rp50 juta. Sementara, untuk kebutuhan bahan baku souvenir sendiri Ali biasanya memasok dari kota-kota besar di Jakarta dan Yogyakarta. (wan/mgg)