Panitia Ngaku Undang Semua Parpol dan Dewan Dapil Setempat
SUMBER - Sekretaris panitia Liga Santri Nusantara (LSN) 2016 Regional I Jawa Barat, Rachmat Hidayat SH menegaskan dalam pelaksanaan final di Jagapura Lor Kecamatan Gegesik tidak ada muatan politik sama sekali.
Dijelaskan, dipilihnya Jagapura Lor sebagai tempat pelaksanaan final LSN dikarenakan banyak hal, yang pertama antusias masyarakat desa setempat sangat besar pada kegiatan olahraga yang satu ini, kedua Jagapura juga merupakan basis santri, dengan adanya LSN di sana diharapkan bisa memotivasi dan memompa para santri untuk berani mengeksplorasi skill yang dimiliki.
“Kemudian selanjutnya juga karena ada atensi dari warga setempat, bahwa permainan yang ditujukan para santri layak ditonton oleh banyak orang sehingga ditunjuklah Desa Jagapura Lor,” tegasnya.
Jelang pelaksanaan, panitia LSN dalam hal ini putra daerah yang juga panitia LSN pusat, Suhud telah berkordinasi dengan panitia lokal.
Artinya LSN tidak ujug-ujug datang dan bermain di sana, namun sudah ada kesepakatan antar panitia.
\"Karena di Stadion Bima itu ada sterelisasi untuk PON maka kami mencari tempat untuk pertandingan partai final, kami sudah survei dan hasil kesepakatan panitia bahwa final dilaksanakan di Jagapura. Karena lapangannya memungkinkan untuk pertandingan skala nasional, serta masyarakatnya yang antusias. Intinya itu murni tanpa ada muatan politik apapun,\" terang Rachmat pada Rakcer, Rabu (7/9).
Adapun sempat terjadi kesalahpahaman di lapangan, ia melihat itu juga murni keinginan masyarakat, sebab pada saat pelaksanaan final ternyata disana juga akan dilaksanakan partai final sepak bola tingkat kecamatan.
\"Memang pada saat itu mau ada partai final sepak bola tingkat kecamatan. Sementara kalau kita teruskan perpanjangan waktu, maka pertandingan lokal akan mundur, maka dari itu kita mengalah, kalau ada yang sengaja memanfaatkan momen tersebut saya tidak tahu. Yang jelas kami ke sini untuk menasionalkan Jagapura,\" tukasnya.
Lebih jauh disampaikan Rachmat, pihaknya sangat menghormati etika politik, ia juga memahami keresahan lawan politik PKB. Karena Ketua DPC PKB Muhamad Luthfi menjadi Kordinator LSN Regional I Jawa Barat. Jelas membuat lawan politiknya berfikir kegiatan LSN bagian dari mencari popularitas.
\"Orang kan liatnya sosok Luthfi jadi wajar ada yang beranggapan seperti itu (masuk kandang Banteng, red). Pada kenyataannya LSN kan tidak membawa-bawa PKB, apa ada logo PKB di spanduk atau bendera LSN kan tidak ada,\" sambung Rachmat.
Yang jelas, lanjutnya LSN ingin menyatu dengan masyarakat, bahkan kedepan kegiatan serupa akan dilaksanakan di setiap kecamatan. Guna mencari bibit-bibit baru, sehingga ketika gelaran serupa mereka bisa ikut meramaikan.
\"Saya mewakili panitia LSN meminta maaf pada seluruh warga Jagapura, dan menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya karena antusiasnya warga dalam menyaksikan laga final membuat gelaran LSN semakin meriah,\" imbuhnya.
Hal senada disampaikan panitia pusat LSN, Muhamad Suhud. Dikatakan Suhud pada laga final LSN sengaja berbarengan dengan Persatuan Sepak Bola Jagapura (PSJ).
“Kebetulan pada saat itu ada kompetisi yakni PSJ cup dan saya sebagai ketua umumnya. Nah panitia ingin saya bisa menyaksikan laga final, awalnya mau akhir Agustus tapi saya tidak bisa, maka dari itu saya minta jadwalnya bareng sama final LSN. Tapi LSN dulu baru PSJ cup. Namun karena yang awalnya jadwal pertandingan mulai pukul 14.00 WIB akhirnya mundur dan membuat pertandingan juga molor,” ungkapnya.
Sementara mundurnya waktu pertandingan tersebut, sambungnya berpengaruh pada final SPJ cup. Supaya semuanya bisa melaksanakan pertandingan, maka LSN diundur dan dilaksanakan besoknya di Stadion Bima Kota Cirebon.
“Semuanya sudah dikordinasikan kok, hanya saja karena waktunya mundur akhirnya berpengaruh ke pertandingan selanjutnya. Kami tegaskan dalam kegiatan LSN tidak ada unsur politiknya, kalau NU atau RMI ya karena kita menggandengnya,” tegasnya.
Bahkan dalam laga final pihaknya juga turut mengundung semua anggota dewan dari dapil setempat, termasuk Ibu Dian Hernawati Susanti yang awalnya telah mengkonfirmasi kehadirannya.
“Ada dari Demokrat hadir intinya semua kita undang lah. Disana kan bukan hanya PDIP ada Demokrat dan Golkar juga,” ungkapnya. (ari)
SUMBER - Sekretaris panitia Liga Santri Nusantara (LSN) 2016 Regional I Jawa Barat, Rachmat Hidayat SH menegaskan dalam pelaksanaan final di Jagapura Lor Kecamatan Gegesik tidak ada muatan politik sama sekali.
Dijelaskan, dipilihnya Jagapura Lor sebagai tempat pelaksanaan final LSN dikarenakan banyak hal, yang pertama antusias masyarakat desa setempat sangat besar pada kegiatan olahraga yang satu ini, kedua Jagapura juga merupakan basis santri, dengan adanya LSN di sana diharapkan bisa memotivasi dan memompa para santri untuk berani mengeksplorasi skill yang dimiliki.
“Kemudian selanjutnya juga karena ada atensi dari warga setempat, bahwa permainan yang ditujukan para santri layak ditonton oleh banyak orang sehingga ditunjuklah Desa Jagapura Lor,” tegasnya.
Jelang pelaksanaan, panitia LSN dalam hal ini putra daerah yang juga panitia LSN pusat, Suhud telah berkordinasi dengan panitia lokal.
Artinya LSN tidak ujug-ujug datang dan bermain di sana, namun sudah ada kesepakatan antar panitia.
\"Karena di Stadion Bima itu ada sterelisasi untuk PON maka kami mencari tempat untuk pertandingan partai final, kami sudah survei dan hasil kesepakatan panitia bahwa final dilaksanakan di Jagapura. Karena lapangannya memungkinkan untuk pertandingan skala nasional, serta masyarakatnya yang antusias. Intinya itu murni tanpa ada muatan politik apapun,\" terang Rachmat pada Rakcer, Rabu (7/9).
Adapun sempat terjadi kesalahpahaman di lapangan, ia melihat itu juga murni keinginan masyarakat, sebab pada saat pelaksanaan final ternyata disana juga akan dilaksanakan partai final sepak bola tingkat kecamatan.
\"Memang pada saat itu mau ada partai final sepak bola tingkat kecamatan. Sementara kalau kita teruskan perpanjangan waktu, maka pertandingan lokal akan mundur, maka dari itu kita mengalah, kalau ada yang sengaja memanfaatkan momen tersebut saya tidak tahu. Yang jelas kami ke sini untuk menasionalkan Jagapura,\" tukasnya.
Lebih jauh disampaikan Rachmat, pihaknya sangat menghormati etika politik, ia juga memahami keresahan lawan politik PKB. Karena Ketua DPC PKB Muhamad Luthfi menjadi Kordinator LSN Regional I Jawa Barat. Jelas membuat lawan politiknya berfikir kegiatan LSN bagian dari mencari popularitas.
\"Orang kan liatnya sosok Luthfi jadi wajar ada yang beranggapan seperti itu (masuk kandang Banteng, red). Pada kenyataannya LSN kan tidak membawa-bawa PKB, apa ada logo PKB di spanduk atau bendera LSN kan tidak ada,\" sambung Rachmat.
Yang jelas, lanjutnya LSN ingin menyatu dengan masyarakat, bahkan kedepan kegiatan serupa akan dilaksanakan di setiap kecamatan. Guna mencari bibit-bibit baru, sehingga ketika gelaran serupa mereka bisa ikut meramaikan.
\"Saya mewakili panitia LSN meminta maaf pada seluruh warga Jagapura, dan menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya karena antusiasnya warga dalam menyaksikan laga final membuat gelaran LSN semakin meriah,\" imbuhnya.
Hal senada disampaikan panitia pusat LSN, Muhamad Suhud. Dikatakan Suhud pada laga final LSN sengaja berbarengan dengan Persatuan Sepak Bola Jagapura (PSJ).
“Kebetulan pada saat itu ada kompetisi yakni PSJ cup dan saya sebagai ketua umumnya. Nah panitia ingin saya bisa menyaksikan laga final, awalnya mau akhir Agustus tapi saya tidak bisa, maka dari itu saya minta jadwalnya bareng sama final LSN. Tapi LSN dulu baru PSJ cup. Namun karena yang awalnya jadwal pertandingan mulai pukul 14.00 WIB akhirnya mundur dan membuat pertandingan juga molor,” ungkapnya.
Sementara mundurnya waktu pertandingan tersebut, sambungnya berpengaruh pada final SPJ cup. Supaya semuanya bisa melaksanakan pertandingan, maka LSN diundur dan dilaksanakan besoknya di Stadion Bima Kota Cirebon.
“Semuanya sudah dikordinasikan kok, hanya saja karena waktunya mundur akhirnya berpengaruh ke pertandingan selanjutnya. Kami tegaskan dalam kegiatan LSN tidak ada unsur politiknya, kalau NU atau RMI ya karena kita menggandengnya,” tegasnya.
Bahkan dalam laga final pihaknya juga turut mengundung semua anggota dewan dari dapil setempat, termasuk Ibu Dian Hernawati Susanti yang awalnya telah mengkonfirmasi kehadirannya.
“Ada dari Demokrat hadir intinya semua kita undang lah. Disana kan bukan hanya PDIP ada Demokrat dan Golkar juga,” ungkapnya. (ari)