Digitalisasi Pertanian untuk Mengawal Pasokan Cabai dan Bawang Merah, Jalan Menuju Stabilitas Pangan
--
Digital farming menjadi angin segar tidak hanya bagi petani, tetapi juga bagi masyarakat. Teknologi membantu petani untuk menjaga keseimbangan unsur hara, ketersediaan air, dan kondisi tumbuh lainnya sehingga tanaman dapat tumbuh subur dan ketergantungan terhadap cuaca berkurang. Jumlah panen yang dihasilkan bisa lebih optimal dan risiko gagal panen turun.
Lebih lanjut, implementasi digital farming tidak hanya dilakukan dari sisi hulu, tetapi sampai hilir. Jika adopsi digital farming dimanfaatkan secara meluas, maka data dapat dihimpun dalam suatu platform yang memantau supply chain antardaerah. Distribusi pasokan dari daerah yang surplus ke daerah defisit dapat dilakukan dengan lebih tepat dan efisien. Terjaganya pasokan berdampak pada stabilitas harga pangan, yang tentunya melindungi daya beli masyarakat.
Untuk memastikan teknologi ini dapat direplikasi di berbagai daerah, kuncinya adalah kemudahan adopsi di tingkat petani, mulai dari pemahaman terhadap cara kerja sistem, biaya operasional yang terjangkau, serta saling berbagi pengetahuan antar petani. Dukungan dari pemerintah tentu tidak lepas dari pengembangan digital farming di daerah. Pemanfaatan digital farming secara lebih meluas dan terukur akan membawa Indonesia lebih dekat dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. (*)
Sumber: