Mengenal Laptop Berbasis ARM: Mengapa Apple dan Windows Mulai Meninggalkan Arsitektur Lama

Mengenal Laptop Berbasis ARM: Mengapa Apple dan Windows Mulai Meninggalkan Arsitektur Lama

Mengenal Laptop Berbasis ARM. Foto Ilustrasi: Pinterest/Rakyatcirebon.disway.id--

Dulu, Windows berbasis ARM itu dianggap produk gagal karena banyak aplikasi yang nggak jalan. Tapi di tahun 2024-2025, Microsoft lewat Copilot+ PC dan kerja sama bareng Qualcomm (Snapdragon) mulai serius.

Sekarang, aplikasi besar kayak Adobe Creative Cloud sampai Office sudah jalan lancar di ARM. Windows mulai sadar kalau mereka nggak bisa terus-terusan "nempel" di arsitektur lama kalau nggak mau ditinggal pengguna setianya.

Ada Nggak Sih Kekurangannya?

Tentu ada, namanya juga teknologi transisi. Masalah utamanya adalah Kompatibilitas Aplikasi.

Aplikasi atau game jadul yang didesain khusus buat Intel/AMD mungkin bakal terasa lebih lambat atau bahkan nggak jalan sama sekali karena butuh "penerjemah" (emulasi).

Buat para hardcore gamers, laptop ARM saat ini belum bisa menggantikan laptop gaming kelas berat yang pakai kartu grafis Nvidia atau AMD diskrit.

BACA JUGA:Rekomendasi Laptop Gaming ASUS Terbaik 2025: Harga di Bawah 20 Juta

Kesimpulan: Apakah Kamu Harus Pindah Sekarang?

Kalau kamu adalah mahasiswa, pekerja kantoran, penulis, atau konten kreator yang mobilitasnya tinggi, laptop berbasis ARM adalah masa depan yang sudah sampai. Kamu nggak akan kangen sama beratnya charger atau panasnya bodi laptop di pangkuanmu.

Dunia sedang bergerak meninggalkan arsitektur lama yang boros daya demi efisiensi yang luar biasa. Jadi, kalau nanti beli laptop baru dan lihat logo "Snapdragon" atau "Apple Silicon", jangan ragu. Itu tandanya kamu sudah memegang teknologi masa depan.

Gimana? Tertarik buat beralih ke laptop ARM atau masih setia sama performa "truk" Intel atau AMD? Kalau kamu bingung pilih modelnya, saya bisa kasih rekomendasi laptop ARM terbaik yang ada di pasaran saat ini!

Sumber: