Respon Atas Forum Kultural NU Tebuireng Versus Madura-Cirebon

Respon Atas Forum Kultural NU Tebuireng Versus Madura-Cirebon

Mustasyar PBNU. FOTO: IST/RAKYAT CIREBON--

Membela posisi Syuriah dan Rais Aam bukan sekadar persoalan politik internal, melainkan kewajiban fundamental untuk menegakkan khittah NU sebagai organisasi keulamaan. Dengan argumentasi AD/ART yang menempatkan Pasal 14 dan 18 sebagai ushul, otoritas Syuriah wajib dihormati dan dipatuhi oleh jajaran Tanfidiyah. Pengembalian kewenangan penuh kepada Syuriah adalah kunci untuk menyelesaikan krisis legitimasi dan menjaga marwah serta muru'ah organisasi di mata umat. 

Tegak Lurus Bersama Syuriah dan Rois Am

Karena itu, dalam rangka meneguhkan supremasi Syuriyah, mari kita semua menghormati, taat atas keputusan Rais Aam, dan mendukung langkah Syuriyah PBNU yang akan menggelar Rapat Pleno dan pengangkatan Pj Ketua Umum sekaligus penetapan waktu pelaksanaan Muktamar ke-35 NU.

Adapun arahan, pertimbangan dan nasehat kolektif jajaran Mustasyar bisa disampaikan secara resmi dalam forum Rapat Pleno yang sudah terjadwal pada tanggal 9-10 Desember 2025.

Adapun forum Tebuireng yang dihadiri 7 dari 30 anggota Mustasyar, baik luring maupun daring, juga forum Ploso, Bangkalan, dan Babakan Cirebon harus dimaknai sebagai nasehat sesepuh, arahan alternatif dan bahan pertimbangan yang tidak perlu dibenturkan dengan keputusan Syuriyah PBNU. Apalagi, jika justru didorong untuk berseiring dengan mekanisme organisasi yang akan dijalankan oleh Syuriyah PBNU.

Terakhir, perlunya kita mengajak kepada semua pihak, khususnya pengurus dan fungsionaris NU di semua tingkatan, untuk lebih mengedepankan akhlak serta kemaslahatan bersama dalam menyikapi dinamika di tubuh PBNU. Pada saat yang sama, tidak mengunggah, mengirimkan, dan mengomentari tentang narasi atau berita-berita yang mendiskreditkan para pimpinan NU. Wallahu'alam bishawab.[]

Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.*

Sumber: