Manfaatkan Aplikasi Digital, UMKM Cangkingan Bisa Go Internasional
INOVASI. Kuwu Desa Cangkingan Didi Wahyudi bersama salah satu staf beraktivitas di ruang terbuka dengan memanfaatkan fasilitas inovasi Desa Digital. Desa Cangkingan telah menjadi Desa Digital sejak 2019. FOTO: TARDIARTO AZZA/RAKYAT CIREBON--
RAKYATCIREBON.ID, KEDOKANBUNDER–Pemerintah Desa Cangkingan, Kecamatan Kedokanbunder sangat optimis akan bisa mewujudkan Desa Cerdas.
Terlebih lagi saat ini mengklaim sudah memenuhi 5 kriteria yang menjadi keharusan untuk diterapkan dalam program kerja dan pembangunan di desanya.
Desa Cerdas merupakan langkah solutif dan inovatif untuk mengakselerasi berbagai pembangunan desa di Indonesia.
Tujuannya adalah peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup dengan pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek pembangunan desa.
Terdapat empat pilar yang harus diterapkan dalam pembangunan Desa Cerdas. Yaitu, Smart People, Smart Governance, Smart Economy, dan Smart Living.
Desa Cerdas merupakan turunan dari Smart City yang bisa diterapkan di tingkat lokal desa.
Dengan menjadi Desa Cerdas diharapkan berbagai kemudahan dan fasilitas bias diakses oleh masyarakat yang pada akhirnya akan bermuara pada kesejahteraan masyarakat.
Kuwu Desa Cangkingan, Didi Wahyudi menyatakan optimis dapat mewujudkan Desa Cerdas. Terlebih desa yang dipimpinnya telah menjadi Desa Digital sejak tahun 2019. Sampai sekarang terus melakukan berbagai inovatif dan berbagai terobosan lainya.
Saat ini, kata dia, di desanya sudah menerapkan lima smart yang sudah dijalankan. Diantaranya Smart People, masyarakat Desa Cangkingan mendapatkan berbagai asupan berbagai informasi dari pemdes baik melalui website maupun kanal media sosial.
“Selain berbagai sumber informasi, kami sebagai pemdes juga telah memberikan berbagai pelatihan kepada masyarakat dan UMKM. Pelatihannya menggandeng BLK dan lembaga lainnya,” jelas Didi, Selasa (24/5).
Kemudian, kata dia, untuk Smart Governance, Desa Cangkingan telah melaksanakan berbagai terobosan baik dalam penyelenggaraan tata pemerintahan maupun layanan publik.
Melalui mesin Anjungan Desa Mandiri (ADM) masyarakat bisa melakukan layanan secara mandiri baik untuk kebutuhan administrasi, konsultasi, bahkan pengembangan ekonominya.
“Mesin ADM yang terkoneksi dengan website desa merupakan sarana publikasi kegiatan pemerintah desa. Dengan smart governance, kita menciptakan asas transparansi, akuntabel, dan mendidik bagi pemerintah dan masyarakat,” terangnya.
Khusus untuk Smart Economy, masyarakat Desa Cangkingan memanfaatkan marketplace yang dibangun secara lokal melalui Lapak Desa yang juga terkoneksi dengan website desa.
Melalui aplikasi ini UMKM telah diberikan fasilitas untuk melakukan penjualan produknya secara online. Dan dengan aplikasi ini menjadikan UMKM Desa Cangkingan bisa go internasional.
Sudah diaplikasikan pula Smart Living. Dalam hal ini pemerintah dan masyarakat saling bergandengan tangan untuk menciptakan lingkungan sehat, asri, bersih, asli, dan rapi.
Berbagai regulasi telah dikeluarkan melalui peraturan desa (perdes) tentang pengelolaan lingkungan, termasuk penanganan dan pengelolaan sampah.
“Selain pemerintah dan masyarakat, dalam pengelolaan lingkungan juga menggandeng pihak swasta sebagai gerakan bersih desa,” sebut Didi.
Selain itu, juga telah diterapkan Smart Heritage. Pada kriteria ini, Desa Cangkingan mampu untuk menjaga dan melestarikan berbagai warisan budaya dan kesenian untuk terus dikembangkan.
“Alhamdulillah Desa Cangkingan sudah menerapkan lima pilar atau indikator yang merupakan turunan Smart City, kita aplikasikan dalam lokal desa,” ungkapnya.
Sementara itu, Camat Kedokanbunder, Atang Suwandi berencana, konsep Desa Cerdas secara bertahap akan diterapkan di semua desa yang ada di Kecamatan Kedokanbunder.
Menurutnya, jika semua desa menjadi desa cerdas maka tujuan Smart City bisa segera terwujud. “Secara bertahap setelah Desa Digital, kita ingin desa-desa di Kecamatan Kedokanbunder menjadi Desa Cerdas,” tandasnya. (tar)
Sumber: