Kunjungan Lapangan Dan Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Dalam Mengoptimalkan Potensi Desa
--
BANDUNG, RAKYATCIREBON.ID - Sebagai bentuk upaya mengoptimalkan pengembangan potensi desa di hulu Sungai Citarum yang juga merupakan titik nol Sungai Citarum, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMDesa) Provinsi Jawa Barat melakukan Kunjungan Lapangan dan Rapat Koordinasi lintas sektor dalam mendorong pembangunan dan pengembangan potensi ekonomi di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung pada Kamis, 15 September 2022.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala DPMDesaProvinsi Jawa Barat, Dr. Ir. H.Dicky Saromi, M.Sc., dengan menghadirkan peserta dari unsur Perangkat Daerah Pemerintahan Provinsi Jawa Barat danKabupaten Bandung, Perum jasa Tirta II, BBWS serta Komandan Sektor 1 dan Sektor 23 Citarum Harum.
Diawal acara, Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat (PUEM) DPM Desa Provinsi Jawa Barat, R. Nurtafiyana, S.Pt. ME atas nama Kepala Dinas dalam sambutannya menyampaikan Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung merupakan lokasi beradanya titik nol atau hulu Sungai Citarum yang lebih dikenal dengan nama Situ Cisanti wajib berbangga atas keberhasilannya bisa menjaga kelestarian Sungai Citarum, bagaimana peran desa dalam kaitannya ikut menjaga Citarum sehingga manfaat yang diperoleh oleh desa.
BACA JUGA:BIJB Dianggap Proyek Mangkrak; Ditolak Oleh SBY, Dikerjakan Oleh Jokowi
Di hadapan peserta rapat, Kepala Desa Tarumajaya Ahmad Ikhsan, S.E menyampaikan gambaran umum desa termasuk potensi dan masalah yang dihadapinya, dimana selain banyak memiliki potensi wisata yang layak untuk dikembangkanseperti Situ Cisanti, Bukit Paesan, Hutan Pinus Pakawa, Taman Wisata Desa dan Air Panas terdapat permasalahan yang untuk segera ada penanganan yaitu masalah pemukiman di sekitar Daerah Aliran Sungai Citarum yang tidak tertata dan terlihat kumuh serta banyak menimbulkan penyakit, dimana rata-rata penduduk yang menghuni Kawasan ini adalah eks para pekerja PTPN VIII.
Disampaikan pula beberapa kegiatan yang telah dilakukan dalam upaya ramah lingkungan seperti pengelolaan sampah pola TPS 3R , pembuatan Perkades mengenai kewajiban menaman buah Alpukat bagi yang mau menikah (wajib tanam 2 pohon), cerai (wajib tanam 10 pohon), mempunyai anak lagi (wajib tanam 1 pohon) serta akan menikah lagi (wajib taman 20 pohon), bibitnya sendiri dikelola oleh KWT Srikandi dengan harga jual Rp. 35 – 45 ribu rupiah dan bisa menambah sedikit untuk Pendapatan Asli Desa.
Sementara itu semua potensi wisata (kecuali Situ Cisanti) semua dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) selain mengelola PAM Desa, Perdagangan dan Internet Desa.
BACA JUGA:Disindir PKS Solo Kota Termiskin di Jawa Tengah, Walikota Gibran Jawab Begini...
Dalam pelaksanaan diskusi beberapa OPD yang hadir, menyampaikan beberapa hal seperti dari Perum Perhutani bahwa ada langkah dalam pemeliharaan Citarum yaitu alih komoditi dan alih profesi bagi masyarakat sekitar DAS Citarum, sedangkan Dinas Perumahan dan Pemukiman menyampaikan bahwa adanya Perbup Bandung mengenai pengelolaan Desa Wisata dengan 3 katagori yaitu desa rintisan, desa berkembang dan desa mandiri dalam pengelolaan desa wisata.
Sementara itu DKPP mendukung Desa Tarumajaya dalam pengelolaan limbah dan Pihaknya bisa menerima bahan limbah tersebut yang hasilnya bisa langsung dipasarkan dan diolah sekaligus dengan izin edarnya.
Terakhir Perwakilan DPM Desa Provinsi Jawa Barat menuturkan kegiatan TPS 3R dan penanganan DAS Citarum harus dibuatkan Perdesnya dan pemukiman kumuh apabila tidak bisa dialihkan maka dibudayakan untuk peningkatan kebersihan sertaharus ada Lembaga adat yang memayungi kebiasaan adat istiadat supaya bisadijadikan obyek wisata.
BACA JUGA:Final, Ferdy Sambo Tetap Dipecat dari Polri
Kesimpulan diskusi disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat Dr. Ir. H.Dicky Saromi, M.Sc yang menyampaikan keberadaan Situ Cisanti yang merupakan sebuah danau yang terletak ditengah Arboretum Wayang Windu yang merupakan hulu Sungai Citarum, sungai terpanjang dan terlebar di Jawa Barat yang memiliki panjang sekitar 269 Km yang membelah 12 Kabupaten dan Kota.
Situ Cisanti menampung air dari 7 mata air utama Sungat Citarum yaitu Mata Air Pangsiraman, Cikobeleres, Cikawedukan, Cikahudipan, Cisadane, Cihaniwung dan Cisanti dengan debit 400 – 500 liter per detik, disampaikan pula bahwa peran DPM Desa dalam pengelolaan Citarum Harum adalah sebagai edukasi dan pemberdayaan.
Sumber: