Lapas Siapkan Napi Bisa Hidup Mandiri

Lapas Siapkan Napi Bisa Hidup Mandiri

BUDIDAYA. Program Integrated Farming diimplementasikan PT KPI RU VI Balongan bersama Lapas Kelas II B Indramayu untuk menyiapkan kemandirian narapidana. FOTO: TARDIARTO AZZA/RAKYAT CIREBON--

INDRAMAYU, RAKYATCIREBON.ID - Program pembinaan diimplementasikan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Indramayu dengan konsep pengelolaan dan pemanfaatan sampah, yaitu Integrated Farming. 

Diikuti kelompok yang beranggotakan sejumlah narapidana (napi), kegiatannya sebagai bagian upaya pembekalan untuk hidup mandiri pasca bebas dari penjara nanti.

Kasi Pembinaan Narapidana dan Kegiatan Kerja Lapas Kelas II B Indramayu, Alex Eko Santosa mengatakan, program pembinaan masyarakat Lapas tersebut menitikberatkan pada kemandirian. Implementasi programnya bekerjasama dengan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) VI Balongan. 

"Ini berawal dari penjajakan kerjasama. Alhamdulillah sampai sekarang berjalan lancar, kegiatan program semuanya dari Pertamina," jelas Alex, Senin (7/11).

BACA JUGA:Jalan Rusak Sepanjang Satu Kilometer

Menurutnya, konsep terintegrasi dalam program itu mencakup pengelolaan dan pemanfaatan. "Jadi tidak hanya penanganan sampah organik, tapi sampahnya dikelola menjadi maggot untuk pakan lele, airnya dialirkan ke instalasi hidroponik yang ditanami bibit sayuran," kata dia.

Awalnya pihak Pertamina menawarkan program. Dari hasil survei dan pertimbangan dianggap cocok untuk diterapkan. Dalam pembinaannya terdapat kelompok yang diberi nama Bima Sakti. Anggotanya 10 orang dari blok pria dan 8 dari blok wanita.

"Kalau ada anggota kelompok yang bebas digantikan oleh warga binaan lain. Sangat bermanfaat," ungkap Alex.

Yoga Satria Gumilar dari Tim CSR PT KPI RU VI Balongan menyampaikan, tujuan dari program tersebut pada awalnya menyasar kelompok rentan, yaitu yang perlu dibantu. Untuk itu kerjasamanya menyasar para napi yang dipersiapkan melalui pembinaan agar memiliki bekal kemandirian ketika nanti bebas dan berada di tengah masyarakat. 

BACA JUGA:2.500 Bibit Pohon Terbaik Ditanam di Kali Jajar

"Apalagi mantan napi itu biasanya setelah keluar dari lapas (penjara, red) bingung mau kerja apa. Terus juga penerimaan masyarakat kurang baik. Makanya di sini dibekali dengan program integrated farming," kata dia.

Program itu, lanjut Yoga, yaitu pertanian berbasis kesinambungan terintegrasi dengan perikanan, dan pengolahan sampah organik. "Jadi tujuannya mempersiapkan kembali ketika mereka (napi, red) nanti bebas. Kita bekali keterampilan dengan pelatihan perikanan, pertanian, dan pengolahan sampah baik organik maupun anorganik," ujarnya.

Adapun alur dalam kegiatan programnya, dari sampah yang ada di lingkungan lapas dipisahkan. Lalu sampah organiknya dikelola dengan lalat hitam. Kemudian maggot atau belatung dari telur lalat hitam untuk pakan ikan lele. Dan kotoran dari ikan lele untuk pupuk tanaman sayuran.

"Kasgot atau bekas maggot juga bisa untuk pupuk tanaman organik. Sayuran dan ikannya kemudian dijual untuk kantin lapas," sebutnya.

Sumber: