Praktisi Jakon Setuju Penundaan Proyek-proyek yang Sudah Mepet

  Praktisi Jakon Setuju Penundaan Proyek-proyek yang Sudah Mepet

Yuyun Wahyu Kurnia--

 

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Pelaksanaan proyek fisik lanjutan perbaikan Jalan Kartini-Siliwangi, hingga kini belum jelas. Apakah akan digelar tahun ini atau ditunda tahun 2023 mendatang. Namun banyak pihak yang menyarankan agar mega senilai Rp17 miliar ini ditunda karena mepetnya waktu.

 

Praktisi Jasa Konstruksi Kota Cirebon, Yuyun Wahyu Kurnia menilai, penundaan proyek infrastruktur peningkatan jalan yang belum jelas ini, menjadi opsi yang paling rasional. Bahkan bisa menyelamatkan banyak pihak.

 

Pasalnya, menurut dia, jika terus dipaksakan, maka bukan hanya saja hasil pekerjaan yang tidak akan sesuai harapan, namun bisa jadi berpotensi menimbulkan persoalan hukum karena terkesan dipaksakan.

 

"Sudah betul jika keputusannya ditunda saja, lebih aman," ungkap Yuyun kepada Rakyat Cirebon.

 

Tak hanya disuarakan secara pribadi, pandangannya agar proyek ditunda sampai tahun depan, juga ia sampaikan sebagai saran kepada pihak legislatif yang memiliki fungsi kontrol.

 

Sehingga, ia mendorong DPRD untuk menerapkan fungsi pengawasannya dengan tegas. Bila perlu, DPRD melalui Komisi II-nya, menyampaikan nota atau rekomendasi DPRD langsung kepada Walikota.

 

"Dalam hal ini memberikan saran dan masukan yang konstruktif. Jadi kalau bisa, DPRD bikin nota komisi ke walikota. Beri masukan agar proyek infrastruktur yang mepet akhir tahun ini ditunda saja. Kasihan kalau dipaksakan. Hasilnya pasti tidak maksimal," ujarnya.

 

Lebih jauh, dijelaskan Yuyun, penundaan proyek infrastruktur memang akan memiliki konsekuensi. Salah satunya adalah munculnya sisa lebih pelaksanaan anggaran (Silpa) hingga belasan miliar.

 

Namun konsekuensi tersebut menjadi pilihan yang lebih baik, daripada jika terus dipaksakan, kemudian ada konsekuensi yang lebih besar. Terlebih, jika sampai menimbulkan persoalan hukum.

 

"Kita bukannya ingin menghambat pembangunan yang sudah direncanakan. Tapi kalau kondisinya seperti ini, kita justru ingin semua pihak selamat. Jangan ada lagi persoalan di kemudian hari," tandasnya.

 

Dari kacamatanya sebagai praktisi yang sudah malang melintang mengerjakan berbagai proyek fisik, Yuyun melihat dari segi teknis, proyek perbaikan drainase dan trotoar jalan sangat mustahil bisa selesai dengan kualitas yang baik. Jika hanya dikerjakan dalam waktu kurang dari dua bulan, terlebih kondisi saat ini sudah musim hujan.

 

"Kalau mau selesai kurang dari dua bulan, harus ada ratusan orang pekerja. Belum lagi cuaca," imbuh dia.

 

Seperti diketahui, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) hingga kini masih memperhitungkan kemungkinan pelaksanaan lanjutan proyek fisik perbaikan jalan, trotoar dan drainase di Jalan Kartini dan Siliwangi.

 

Pasalnya, melihat kondisi alam di Kota Cirebon belakangan ini, dimana hujan kerap turun dengan intensitas sedang hingga tinggi, pihak DPUTR mulai waswas dan mempertimbangkan itu sebagai salah satu faktor utama.

Sumber: